Yogyakarta, (Antara Jogja) - Talud Sungai Buntung di Kelurahan Karangwaru yang longsor pada Rabu (10/2) malam membutuhkan penanganan lanjutan agar tidak semakin membahayakan rumah warga yang ada di atasnya.
"Kami sudah mengambil tindakan awal untuk mengantisipasi kondisi daruratnya. Setelah kondisi darurat itu tertangani, maka kami mengirimkan surat ke kepala daerah untuk perbaikan selanjutnya," kata Kepala Seksi Darurat Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Bayu Wijayanto di Yogyakarta, Jumat.
Talud Sungai Buntung di Blunyah Rejo RT25/RW6 Karangwaru Tegalrejo longsor sepanjang 33 meter dengan ketinggian tiga meter pada Rabu (10/2) malam akibat hujan yang turun sepanjang hari.
Tidak ada korban jiwa akibat talud yang longsor, namun jalan yang dibuat dari beton di tepi sungai ikut rusak akibat talud yang berada di bawahnya longsor.
"Terdapat tiga rumah yang berada di sekitar lokasi talud yang longsor," katanya.
Bayu mengatakan BPBD Kota Yogyakarta dibantu TNI, relawan, dan masyarakat telah menyingkirkan sisa-sisa talud dan beton jalan yang ikut longsor agar tidak menghalangi arus air.
"Jika arus sungai terhalang maka bisa menyebabkan bencana lain, seperti luapan air sungai ke rumah warga," katanya.
Selain menyisakan retakan di tanah, talud yang longsor tersebut juga membuat tebing sungai berongga sehingga potensi longsor masih tinggi.
"Untuk penanganan sementara, tebing atau bekas longsoran talud sudah ditutupi menggunakan tumpukan karung berisi pasir. Kami bantu 300 karung dan ada tambahan bantuan dari Pemerintah DIY sebanyak 500 karung," katanya.
Penanganan selanjutnya, kata Bayu, menjadi kewenangan dari instansi lain, seperti Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta yang memiliki anggaran untuk pekerjaan fisik.
BPBD Kota Yogyakarta memetakan sejumlah titik di seluruh bantaran sungai di Kota Yogyakarta yang memiliki potensi longsor, salah satunya bantaran Sungai Winongo karena tebingnya cukup curam dan belum banyak yang ditalud, serta banyaknya aliran yang masuk dari sungai lain.
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan mengajukan penambahan kamera "closed circuit television" untuk mendukung pengamatan kondisi sungai, khususnya saat musim hujan.
Dari tiga sungai besar yang melintas Kota Yogyakarta, baru dua sungai yang dilengkapi `closed circuit television" (CCTV), yaitu di Sungai Code dan Winongo, sedangkan Sungai Gajah Wong sama sekali belum terpantau CCTV.
Saat ini, CCTV untuk memantau kondisi sungai di Kota Yogyakarta ditempatkan di tiga titik, yaitu dua titik di Sungai Code yang berada di Ngentak dan Blimbingsari, sedangkan di Sungai Winongo terpasang di Sungai Buntung.
Pada 2016, BPBD mengajukan pemasangan CCTV di lima lokasi, yaitu satu lokasi di Jembatan Gowok untuk Sungai Code, dua lokasi di Sungai Winongo, yaitu di Jembatan Blambangan dan Jembatan Badran, sedangkan di Sungai Gajah Wong akan ditempatkan di dekat Museum Afandi dan Balirejo. ***4***
(E013)
Berita Lainnya
12 rumah warga tertimbun longsor
Minggu, 21 April 2024 10:45 Wib
Berhasil dievakuasi, 77 korban selamat longsor Tana Toraja, Sulsel
Senin, 15 April 2024 14:07 Wib
Usai longsor, pemerintah pantau Jalan Tol Bocimi
Rabu, 10 April 2024 11:40 Wib
Indonesia kembangkan sistem peringatan dini tanah longsor
Senin, 1 April 2024 9:06 Wib
Ditemukan saling berpelukan, jasad korban longsor Cipongkor, Jabar
Kamis, 28 Maret 2024 21:03 Wib
Mempermudah evakuasi longsor Cipongkor, Jabar, BNPB modifikasi cuaca
Rabu, 27 Maret 2024 14:18 Wib
Banjir Bandung Barat, Jabar, telan 4 jiwa warga
Rabu, 27 Maret 2024 9:41 Wib
SAR mencari 11 korban longsor di Bandung Barat, Jabar
Senin, 25 Maret 2024 20:49 Wib