BPBD harapkan warga aktif deteksi potensi longsor

id longsor

BPBD harapkan warga aktif deteksi potensi longsor

ilustrasi. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Bantul  (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan warga yang tinggal di kawasan rawan tanah longsor turut aktif mendeteksi potensi bencana tersebut pada puncak musim hujan ini.

"Kami harapkan setelah diguyur hujan deras, warga bisa mengecek di atas perbukitan atau lingkungan sekitar bilamana ada rekahan tanah atau tidak yang berpotensi longsor," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Anton Viktori di Bantul, Jumat.

Menurut dia, kesiapsiagaan warga menghadapi bencana perlu dilaksanakan mengingat pada musim hujan ini potensi kerawanan tanah longsor meningkat, terlebih BMKG Yogyakarta memprediksi puncak musim hujan akan berlangsung hingga Maret 2016.

Ia mengatakan, di Bantul sendiri wilayah yang dipetakan masuk zona rawan bencana tanah longsor terdapat di 18 desa tersebar di sejumlah kecamatan yang sebagian wilayahnya merupakan perbukitan, seperti Dlingo, Imogiri dan Pajangan.

"Kami harap warga yang tinggal di zona merah tanah longsor bisa waspada dan sadar potensi bencana, kalau misalnya ada tebing, saat musim hujan ini lebih baik menyingkir ke tempat yang lebih aman," katanya.

Selain warga aktif deteksi potensi tanah longsor, pihaknya intens melakukan simulasi maupun mitigasi bencana di wilayah rawan bencana tersebut, bahkan lembaganya siap diminta warga untuk sosialisasi terkait bencana di tengah-tengah masyarakat.

"Kami senang dimintai permohonan sosialisasi atau sebagai narasumber, kami senang karena untuk kesiapsiagaan, kami tidak memandang apakah itu kegiatan RT atau hajatan kalau diminta sosialisasi bisa," katanya.

Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul, Dewanto Dwipoyono mengatakan, mendorong seluruh desa membentuk forum pengurangan risiko bencana (FPRB) untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga menghadapi bencana.

"Sudah banyak desa yang membentuk FPRB, yang belum bentuk biasanya desa yang tidak terlalu rawan bencana, namun kami harapkan tetap membentuk FPRB untuk kesiapsiagaan hadapi bencana," katanya.

KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024