Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menekankan kepada kelompok tani di daerah ini supaya menerapkan pola tanam jajar legowo dalam sistem pertanian padi.
"Pola tajarwo (tanam jajar legowo) agar lebih ditekankan lagi, karena pola ini bisa mempermudah pengendalian ketika terkena hama wereng," kata Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Widodo di Bantul, Minggu.
Menurut dia, penekanan kepada petani agar menerapkan tajarwo di lahan garapan mereka ini menyusul serangan hama wereng batang coklat yang melanda puluhan hektare sawah di kawasan pesisir awal Februari 2016.
Ia mengatakan, sawah yang terkena wereng coklat itu hampir seluruhnya bukan dengan pola tajarwo melainkan pola barisan tanpa ada sela seperti yang disebut petani "tegelan", sehingga kesulitan pengendalian hama meskipun bisa dipaksakan.
"Selama ini di lapangan (lahan pertanian) masih banyak yang pola tanam "tegelan", bahkan ada yang jarak antara padi satu dengan yang lain masih rapat. Namun sebagian petani sudah terapkan tajarwo," katanya.
Widodo mengatakan, dengan pola tajarwo yang memiliki sela akan mempermudah penyemprotan pestisida pada bagian batang tanaman yang terkena wereng tanpa merusak tanaman, sementara pola "tegelan" tidak mudah dan harus membuka rumput.
"Dengan tajarwo juga akan mengurangi kelembaban karena sirkulasi udara lancar, sedangkan tanaman rimbun sebabkan kelembaban tinggi, dari sisi kerentanan hama, sistem tajarwo lebih aman," katanya.
Selain mempermudah pengendalian dan mengurangi kerentanan terhadap serangan hama penyakit, kata dia, dengan pola pertanian padi tajarwo juga lebih mudah dalam penggarapan dan pemupukan serta penyiangan.
"Kalau pertumbuhan hama wereng itu sama, namun lingkungan tidak mendukung perkembangbiakan wereng coklat ketika padi ditanam dengan tajarwo, berbeda dengan "tegelan", wereng mudah berkembang biak," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Pengamat UGM: Pekerjaan di sektor pertanian perlu perhatian lebih besar
Jumat, 5 April 2024 22:49 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul beri bantuan alat pertanian pada petani
Senin, 1 April 2024 13:16 Wib
Petani korban banjir di Jawa Tengah dibantu Rp177 miliar
Sabtu, 23 Maret 2024 15:30 Wib
DLH memasang perangkap monyet ekor panjang tidak serang tanaman petani
Senin, 18 Maret 2024 21:15 Wib
Dapat ganti rugi, tanaman padi petani Jepara, Jateng, akibat banjir
Senin, 18 Maret 2024 18:00 Wib
Petani Demak, Jateng, korban banjir peroleh asuransi
Kamis, 14 Maret 2024 10:04 Wib
Pemda DIY-UGM menyiapkan konsep ubah pola pikir petani
Sabtu, 9 Maret 2024 6:44 Wib
Jaga ketahanan pangan, pemangku kepentingan diminta koordinasi dengan petani
Selasa, 5 Maret 2024 12:10 Wib