TNGM kesulitan ldentifikasi anggrek Merapi

id anggrek

TNGM kesulitan ldentifikasi anggrek Merapi

Anggrek Vanda tricolor dari lereng Gunung Merapi (Foto sdkandangan3.wordpress.com)

Sleman (Antara Jogja) - Taman Nasional Gunung Merapi merasa kesulitan untuk melakukan identifikasi jumlah tanaman jenis anggrek yang hidup di kawasan lereng Gunung Merapi karena terkendala medan yang cukup curam.

"Lokasi tumbuhnya anggrek berada pada medan yang curam, terutama di lahan bekas terkena erupsi Gunung Merapi 2010," kata Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Widya Kridaningsih, Kamis.

Menurut dia, kawasan yang banyak ditumbuhi anggrek yaitu di lereng sebelah selatan.

"Di wilayah Kecamatan Cangkringan, lokasinya yang tinggi," katanya.

Ia mengatakan, selain itu juga, ketika mengidentifikasi anggrek jenis apa ketika menemukan, juga merasa kesulitan.

"Karena menentukan jenisnya itu, harus terlihat ketika berbunga. Kalau tidak sedang berbunga, sulit diketahui itu jenis apa," katanya.

Widya mengatakan, pascaerupsi Gunung Merapi 2010, pihaknya sudah melakukan dua kali survei. Yaitu setelah erupsi, dan yang kedua pada 2015 silam.

"Trennya tapi meningkat. Dulu ada sekitar 51 jenis, sekarang sekitar 65," katanya.

Ia mengatakan, meski demikian, sampai kini jumlah jenis anggrek belum sepenuhnya pulih. Karena sebelum bencana 2010, tercatat ada sekitar 97 jenis.

"Pada 2016 ini akan kami survei, semoga bertambah," katanya.

Salah satu upayanya untuk mengembangkan anggrek ini, yaitu dengan cara budidaya anggrek. Program adopsi yang telah dilakukan oleh salah satu petani, bernama Musimin, warga dari Turgo, Purwobinangun, Pakem.

"Kalau temuan-temuan anggrek jenis baru, kemarin juga ada di daerah tebing-tebing sungai," katanya.
V001