Yogyakarta (Antara Jogja) - Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada menilai moda transportasi yang beroperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta belum optimal mendukung pengembangan pariwisata.
"Masih sedikit yang mampu menjangkau dan menghubungkan objek wisata satu ke objek wisata lainnya yang lebih jauh," kata Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Lilik Wachid Budi Susilo di Yogyakarta, Jumat.
Ia mencontohkan, Bus Trans Jogja belum bisa dikatakan mendukung pengembangan pariwisata, sebab trayek yang dimiliki masih terbatas. Moda transportasi itu baru ada di dalam "ring road" sehingga wisatawan masih perlu menyewa kendaraan jika ingin menjangkau objek wisata yang lebih jauh.
Bus Trans Jogja, kata dia, seharusnya bukan hanya berlaku sebagai sarana transportasi reguler perkotaan saja, melainkan juga sebagai transportasi wisata.?
"Banyak calon penumpang di lokasi-lokasi strategis, namun jika ingin menggunakan Trans Jogja masih harus berjalan jauh menuju selter," katanya," kata dia.
Peran moda transportasi dalam konteks Yogyakarta, kata dia, harus menjadi sarana yang melengkapi dan menguatkan Yogyakarta sebagai kota budaya, wisata, dan pendidikan, bukan sekadar menjalankan fungsi sebagai transportasi publik.
Menurut dia, berbagai pemangku kebijakan terkait dapat mengevaluasi kembali mengenai ketersediaan moda transportasi yang tepat menuju destinasi yang tersebar di lima kabupaten/kota.
"Seluruh moda transportasi yang ada di Yogyakarta harus menjadi bagian dari Yogyakarta sebagai kota wisata. Tentunya dengan standar wisata yang ada," kata dia.
Termasuk peran transportasi tradisional, seperti andong dan becak, menurut dia juga perlu dioptimalkan mendukung pariwisata. Becak, misalnya, dapat dilengkapi dengan citra dan carita yang memiliki keterkaitan dengan objek wisata tertentu di Yogyakarta.
"Becak dapat ditempatkan di objek-objek wisata tertentu dengan rute yang disesuaikan dengan alur cerita yang berkaitan objek wisata tersebut," katanya.
Dengan demikian, menurut dia, pengguna moda transportasi yang ada di Yogyakarta bukan hanya akan membayar berdasarkan jasa, melainkan juga dari aspek nilai budayanya.
L007
Berita Lainnya
FKKMK UGM memastikan perhatikan kesehatan mental calon dokter spesialis
Kamis, 18 April 2024 2:10 Wib
Pengamat UGM: Pekerjaan di sektor pertanian perlu perhatian lebih besar
Jumat, 5 April 2024 22:49 Wib
Psikolog UGM sebut pelaku kekerasan anak cenderung punya gangguan mental
Jumat, 5 April 2024 0:03 Wib
Prabowo dan Megawati berpotensi bertemu
Sabtu, 30 Maret 2024 20:28 Wib
Kontrol pemerintahan, Ketua DPR RI harus dari pemenang Pemilu 2024
Jumat, 29 Maret 2024 4:30 Wib
Pakar UGM minta optimalkan kampung wisata sambut libur Lebaran 2024
Jumat, 29 Maret 2024 4:09 Wib
Pakar Geologi UGM sebut Selat Muria tidak akan muncul kembali imbas banjir
Senin, 25 Maret 2024 20:43 Wib
Peneliti UGM: Sungai Code Yogyakarta tercemar logam berat
Sabtu, 23 Maret 2024 22:32 Wib