Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan luas panen padi musim tanam pertama periode Januari-April 2016 mencapai 12.084 hektare dengan produktivitas rata-rata 65,58 kuintal gabah kering giling/hektare.
"Target luas panen padi dengan produktivitas itu sesuai dengan angka prognosa atau semacam rencana yang dikeluarkan BPS (Badan Statistik Pusat)," kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Sri Supadmi di Bantul, Selasa.
Menurut dia, dengan produktivitas panen rata-rata sebanyak 65,58 kuintal gabah per hektare tersebut, maka setidaknya produksi hasil pangan selama empat bulan diharapkan mencapai sebanyak 79.241 ton gabah kering giling.
Pihaknya optimistis target luas panen dan produksi padi di musim tanam pertama 2016 terlampaui, mengingat dari total lahan pertanian di Bantul seluas 15 ribu hektare, sebagian besar ditanami padi karena ketersediaan air irigasi melimpah awal tahun ini.
"Untuk realisasi panen padi dari Januari sampai Maret sudah seluas 8.898 hektare, kami optimistis mudah-mudahan tercapai karena masih ada April, namun untuk data statistik belum ada, karena laporan dari mantri tani tip kecamatan ditunggu sampai 5 April," katanya.
Sementara itu, terkait dengan peristiwa hujan deras disertai angin kencang di wilayah Bantul yang menyebabkan tanaman padi di musim tanam pertama ini pada roboh, menurut dia, tidak akan berpengaruh secara signifikan bagi produktivitas panen, sebab padi yang roboh mayoritas sudah masuk usia panen.
"Kalau robohnya itu masih muda jelas berpengaruh, karena harus segera dipanen, tetapi kalau jelang panen tidak masalah, dan rata-rata padi yang roboh sudah jelang panen, karena bulir padi sudah berat, batang mulai melemah itu tanda siap panen," katanya.
Meski tidak melakukan pendataan berapa luasan padi yang roboh karena diterpa angin kencang itu, menurut dia, robohnya padi tidak terjadi di seluruh bulak sawah, melainkan pada spot-spot dengan luasan yang kecil, sehingga masih banyak padi yang bisa dipanen tanpa menurunkan produktivitas panen.
"Data sampai sekarang belum ada, karena itu diluar kriteria, sebab kategori serangan bukan, bencana alam juga bukan, namun kami lebih melihat faktor roboh itu dipengaruhi pola budi daya yang tidak tepat, misalnya jenis bibit terlalu tinggi serta penggunaan pupuk tidak sesuai," katanya.***3***
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Dapat ganti rugi, tanaman padi petani Jepara, Jateng, akibat banjir
Senin, 18 Maret 2024 18:00 Wib
Petani Demak, Jateng, korban banjir peroleh asuransi
Kamis, 14 Maret 2024 10:04 Wib
PeaceSantren suarakan pesan damai via musik
Rabu, 13 Maret 2024 19:02 Wib
Produksi gabah di Kulon Progo Maret-April 24.412 ton
Selasa, 12 Maret 2024 18:46 Wib
Panen raya 560 ribu ton gabah kering di Demak, Jateng
Minggu, 10 Maret 2024 19:09 Wib
Siklus panen beri harapan harga beras stabil, beber Wapres
Jumat, 8 Maret 2024 7:59 Wib
Pemkab: Stok beras di Bantul terus bertambah jelang Ramadhan
Kamis, 7 Maret 2024 17:25 Wib