Bulog DIY targetkan serap beras 62.500 ton

id beras

Bulog DIY targetkan serap beras 62.500 ton

Ilustrasi Beras (Foto Antara/Dok)

Bantul, (Antara Jogja) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta, selama tahun 2016 menargetkan menyerap beras petani dari empat kabupaten dan satu kota di wilayah setempat sebanyak 62.500 ton.

"Target pengadaan beras setahun sebanyak 62.500 ton, sementara sampai dengan 19 April 2016 penyerapan beras sudah hampir 9.000 ton," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre DIY Fansuri Perbatasari disela melaksanakan Serap Gabah Petani (Sergap) di Desa Pendowoharjo, Kabupaten Bantul, Rabu.

Menurut dia, realisasi penyerapan beras petani oleh Perum Bulog DIY hingga April tersebut kalau dihitung dalam bentuk gabah sebanyak 15 ribu ton gabah kering giling (GKG) sedangkan dalam bentuk gabah kering panen (GKP) sekitar 17 ribu ton.

Fansuri mengatakan, penyerapan gabah beras petani di wilayah DIY sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu bersamaan dengan mulainya panen padi pada musim panen (MT) pertama 2016, seperti di wilayah Kabupaten Bantul penyerapan sudah yang kedua kali.

"Dalam melaksanakan Sergap ini kita kerja sama dengan Kementerian Pertanian, untuk di wilayah Bantul ini sudah dilakukan dua kali, pertama Sergap dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Trirenggo, sehingga di Pendowoharjo ini yang kedua," katanya.

Fansuri mengatakan, penyerapan gabah beras petani di wilayah DIY akan terus dilakukan lembaganya dengan menyasar pada gapoktan-gapoktan, seperti di Kabupaten Kulon Progo setidaknya ada delapan gapoktan yang terdata, sementara di Bantul ada tiga gakpotan.

"Kalau dalam melakukan penyerapan gabah di lapangan selama ini telah berjalan lancar, semua sesuai apa yang kita rencanakan. Kita harap seterusnya berjalan sesuai rencana, sehingga serapan yang ditargetkan tercapai," katanya.

Menurut dia, pihaknya optimistis target serapan beras sebanyak 62.500 ton tercapai, sebab para petani masih antusias menjual hasil panenan ke Bulog dengan harga Rp3.700 per kilogram dan memenuhi syarat yaitu kadar air maksimal 14 persen.

"Dari target setahun hingga sekarang kan sudah tercapai 13,64 persen, ini kita upayakan terus. Tahun kemarin (2015) realisasinya lebih dari 100 persen dari target, jadi petani masih antusias," katanya.***3***Budi Suyanto

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024