Potensi wisata Bukit Turgo belum tergarap

id turgo

Potensi wisata Bukit Turgo belum tergarap

Anggrek Vanda tricolor dari lereng Gunung Merapi (Foto sdkandangan3.wordpress.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Potensi pariwisata di Dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum termanfaatkan maksimal karena kurangnya sumber daya manusia terutama kalangan pemudanya yang belum tergerak.

"Sebenarnya embrionya sudah ada banyak. Ada berbagai jenis tanaman bambu, anggrek maupun kebuh teh yang dapat menarik wisatawan. Belum lama ini ada rombongan dua bus wisatawan yang sengaja datang ke Turgo ini," kata Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanan, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, hanya pembudi daya anggrek, Musimin saja yang tergerak untuk mengembangkan potensi daerah di lereng Gunung Merapi tersebut. Sementara, para pemuda masih belum tergugah untuk memanfaatkan daerahnya sebagai tempat wisata.

"SDM yang ada di sini terbatas, dinas ingin bukan dari kami yang membuka wisata. Tetapi masyarakatnya terutama pemuda, bisa tergugah, dan kami memfasilitasinya," katanya.

Ia mengatakan, salah satu bentuk dorongan yang akan akan dilakukan kepada para pemuda di sana ialah dengan menggerakkan wisata "outbound". Terutama mereka kaum muda yang mempunyai dasar atau ikut di taruna siaga bencana (tagana).

"Dengan dorongan ini diharapkan agar tumbuh kesadarannya sendiri di kalangan anak mudanya untuk mengelola potensi yang ada," katanya.

Rofiq mengatakan, pihaknya juga berencana untuk berkoordinasi dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) agar bisa lebih mengenalkan ke masyarakat umum, mengenai wisata di lereng Gunung Merapi sebelah barat ini.

"Bukit Turgo merupakan pintu masuk TNGM sebelah barat, selama ini juga minim pengunjung," katanya.

Salah satu warga Dusun Turgo Musimin mengatakan saat ini memang sebatas kalangan akademisi saja yang berkunjung untuk sekadar melihat atau kepentingan studi terkait budi daya anggrek khas Merapi.

"Kalau untuk tanaman jenis bambu, kami sudah punya sekitar 30 jenis. Anggrek ada 76 jenis, yang tumbuh di lereng Gunung Merapi," katanya.***1***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024