Sleman, (Antara Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meminta generasi muda di Kabupaten Sleman untuk dapat melestarikan batik karena minat terhadap batik sebagai warisan budaya pada generasi muda sudah mulai menurun.
"Generasi muda saat ini sudah banyak yang enggan untuk mempelajari dan menekuni batik karena mereka menganggap bahwa menggunakan batik sudah ketinggalan jaman," kata Sri Sultan HB X dalam sambutan tertulis peresmian Workshop dan Galeri Batik PC GKBI di Medari, Sleman, yang dibacakan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda DIY Gatot Saptadi, Senin.
Menurut Sultan jika melihat ke belakang, pemerintah dengan susah payah mempertahankan batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia hingga akhirnya UNESCO menetapkan batik sebagai "Masterpices of the Oral and Intangible Heritage of Humanity".
"Menurunnya minat generasi muda terhadap batik akan memutus rantai regenerasi warisan budaya, karena dengan penetapan tersebut kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai tanggungjawab yang besar dalam upaya menjaga warisan nusantara ini," katanya.
Guna membangkitkan minat terhadap batik tersebut, Sri Sultan mengatakan bahwa perlu adanya sinergi antara modernitas dengan sisi klasik, unik dan tradisi luhur budaya Jawa.
Sri Sultan menyambut baik berdirinya Workshop dan Galeri batik GKBI sebagai wisata edukasi untuk memperkenalkan kembali pada generasi muda sebagai media pengembangan dan pembelajaran tentang batik.
"Mari kita serukan lagi kebangkitan batik Yogyakarta dengan kebanggaan dan kecintaan terhadap generasi penerus agar mereka mau memakai batik Yogyakarta sebagai bagian dari kontribusi bagi bangkitnya industri dan pasar batik di era bebas," katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo juga mengungkapkan keprihatinannya atas menurunnya minat generasi muda terhadap batik.
"Guna menumbuhkan minat dan kecintaan generasi muda terhadap batik, pada 2012 Pemkab Sleman telah mengadakan lomba desain batik. Dari event tersebut sebanyak tujuh desain motif batik Parijoto keluar sebagai juara yang akhirnya digunakan sebagai motif batik ciri khas Sleman sampai sekarang," katanya.
Pengurus GKBI Abdul Haris mengatakan bahwa tujuan didirikannya workshop dan galeri batik GKBI adalah sebagai tempat menampung dan memproduksi batik sekaligus sebagai media yang berpartisipasi untuk pengembangan batik di Yogyakarta dan dibuka untuk umum.
"Saat ini GKBI melakukan pembinaan pada 39 koperasi primer dengan kurang lebih 8.000 anggota sebagai upaya pengembangan batik," katanya. ***4***
(V001)
Berita Lainnya
Wisatawan Museum Batik Pekalongan, Jateng, dilatih cara membatik
Rabu, 24 April 2024 19:51 Wib
Buku Torehan Canting Batik Handayani Geulis gambarkan warna-warni batik
Rabu, 24 April 2024 9:36 Wib
Pokemon rilis edisi khusus batik Indonesia
Sabtu, 20 April 2024 7:32 Wib
Museum Batik Jakarta dibanjiri wisatawan
Sabtu, 13 April 2024 9:18 Wib
Tampil di Indonesia Fashion Week 2024, batik Mojokerto, Jatim
Jumat, 29 Maret 2024 11:14 Wib
Peroleh hak cipta, motif batik buatan napi Lapas Suliki, Sumbar
Kamis, 28 Maret 2024 6:13 Wib
Sentra Terpadu Kartini memberi edukasi membatik pelajar
Kamis, 21 Maret 2024 7:59 Wib
Simak modelnya, Hyundai luncurkan enam mobil baru
Kamis, 21 Maret 2024 6:15 Wib