Raja Ampat luncurkan modul pendidikan lingkungan hidup

id raja ampat

Raja Ampat luncurkan modul pendidikan lingkungan hidup

Raja Ampat, ilustrasi, dok (Foto ANTARA)

Manokwari (Antara) - Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, meluncurkan modul pendidikan lingkungan hidup sebagai bahan muatan lokal sekolah dasar.

Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati dalam siaran pers, Selasa, mengatakan, modul pendidikan itu disusun sejak pertengahan tahun 2015 dengana melibatkan The Nature Conservancy, Dinas Pendidikan setempat dan Yayasan Pendidikan Islam.

"Modul program pendidikan lingkungan hidup ini fokus pada pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah dasar khususnya kelas IV dan V," kata dia.

Beberapa kali lokakarya dilaksanakan untuk memboboti materi dalam modul tersebut. Peluncuran dilaksanakan pada Senin(2/5), tepat saat daerah memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016.

Setelah peluncuran dilakukan, ia berharap modul pendidikan ini segera diterapkan di seluruh SD di kabupaten yang terkenal dengan obyek pariwisata bahari tersebut.

Dia menjelaska, kepulauan Raja Ampat terletak di jantung segitiga karang dunia. Daerahnya disebut-sebut sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia.

"Data menunjukkan bahwa Raja Ampat merupakan rumah bagi 75 persen jenis terumbu karang dunia, dengan 553 jenis terumbu karang dan 1.437 jenis ikan karang," ujarnya lagi.

Perairannya yang kaya, lanjut bupati, menyediakan sumber kehidupan dan mata pencaharian bagi lebih dari 40.000 penduduk di kabupaten yang berada di ujung kepala burung pulau Papua tersebut.  

Dia mengungkapkan, masyarakat Raja Ampat memiliki keterikatan budaya dan hak kepemilikan tradisional yang kuat atas wilayahnya, baik darat maupun laut.

Untuk itu, ujarnya, mengenalkan upaya menjaga lingkungan sejak dini kepada anak-anak adalah hal penting. Upaya itu sedang ditempuh dengan memanfaatkan lembaga pendidikan formal, terutama ditingkat SD.

"Pendekatan dalam modul pendidikan ini mengintegrasikan beberapa cabang ilmu mengenai perikehidupan manusia serta kaitannya dengan berbagai aspek. Menurut saya, modul ini sangat kontekstual dengan situasi saat ini," katanya.

Dengan memanfaatkan lingkungan di sekitar sebagai sumber belajar, katanya, akan mendorong kemampuan siswa untuk melakukan analisa mengenai permasalahan lingkungan serta memahami  tentang cara mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara baik dan berkelanjutan.

"Dengan adanya modul ini, diharapkan anak didik lebih mencintai dan menghargai segala bentuk anugerah Tuhan Yang Maha Esa, karena sumber daya alam yang kita punyai ini hanya merupakan titipan yang harus dijaga untuk generasi menatang," kata bupati.***1***
(KR-TYB)