Gunung Kidul (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini belum bisa menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara meskipun 13 situs geologi daerah ini masuk sebagai "Global Geopark Network" oleh UNESCO.
Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Disbudpar Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Rabu, mengungkapkan pihaknya sampai saat ini belum bisa menghitung secara pasti jumlah wistawan asing yang masuk ke Gunung Kidul.
"Kami kesulitan karena menghitungnya melalui apa. Selama ini tidak ada perbedaan tarif antara wisatawan lokal dan asing," kata Hary.
Ia mengatakan Dinas Parwisata DIY mentargetkan 300 ribu wisatawan asing berkunjung ke sejumlah destinasi. Mereka masih mengandalkan Prambanan dan Borobudur. Sedangkan untuk Gunung Kidul yang masuk ke Global Geopark Network (GGN) diakuinya sudah ikut di promosikan oleh UNESCO.
"Otomatis ikut dipromosikan ke internasional," ucapnya.
Meski sudah dipromosikan, dampaknya tidak langsung dirasakan masyarakat. "Tidak langsung dirasakan, pelan tetapi ke depan akan ada dampak yang dirasakan masyarakat," katanya.
Saat ini, pihaknya fokus terhadap fungsi kawasan geoprak sebagai kawasan edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat harus tetap dipertahankan, kalau tidak bisa mempertahankan maka dalam empat tahun bisa dikeluarkan dari keanggotaan GGN.
"Ke depan pasti akan ada target wisatawan asing ke Gunung Kidul," ucapnya.
General Manager Geopark Gunungsewu Budi Martono mengatakan upaya promosi juga untuk menjaga ekosistem agar tetap lesatari tidka rusak dan terus diakui dunia. Seharusnya menurut dia, Pemda DIY ikut melakukan promosi ke luar negeri.
"Ada 13 geosite yang bisa ditawarkan sebagai objek wisata. Padahal, Pemda DIY yang tidak memiliki area, harusnya ikut promosi ke luar negeri atas keberadaan geopark ini," katanya.
Menurut dia, Gunung Kidul salah satu wilayah di DIY yang menyumbang kunjungan wisatawan cukup tinggi. Sehingga perlu snetuhan agar kawasan ini semakin berkembang. Selain itu untuk wilayah lain seperti Jateng untuk Wonogiri, dan Jawa Timur untuk Pacitan perlu melakukan hal sama.
"Jadi memang kita butuh sentuhan Pemda DIY, Jateng dan Jatim untuk promosi," imbuhnya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Baru 40 persen, turis asing di Bali bayar pungutan Rp150 ribu
Senin, 25 Maret 2024 20:52 Wib
Wisatawan Malaysia dominasi kunjungi destinasi wisata RI
Sabtu, 23 Maret 2024 6:12 Wib
Kunjungan wisman ke RI optimistis tembus 16,1 juta
Jumat, 22 Maret 2024 10:59 Wib
Pemprov Bali sidak pungutan wisman di empat objek wisata
Rabu, 20 Maret 2024 16:20 Wib
Bali bikin loket pungutan wisman di terminal domestik
Senin, 18 Maret 2024 14:53 Wib
Labuan Bajo dikunjungi 15 kapal pesiar angkut wisman
Minggu, 17 Maret 2024 5:24 Wib
Wisman di Bali diedukasi pantangan dan kondisi saat Nyepi
Kamis, 7 Maret 2024 3:45 Wib
Wisatawan Malaysia minati kunjungi objek wisata Sumbar
Sabtu, 2 Maret 2024 8:25 Wib