BPBD DIY tingkatkan kapasitas masyarakat hadapi bencana

id BPBD

BPBD DIY tingkatkan kapasitas masyarakat hadapi bencana

Ilustrasi--BPBD (antaranews)

Gunung Kidul  (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta meningkatkan kapasitas masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana di Kabupaten Gunung Kidul.

"Dari 144 desa di Gunung Kidul ada 133 desa rawan bencana tanah longsor. Namun hingga kini yang sudah tertangani dengan pembentukan desa tangguh bencana baru 38 desa," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Heri Siswanto pada pelaksanaan gladi lapang penangulangan bencana tanah longsor di Desa Katongan, Kabupaten Gunung Kidul, Kamis.

Ia mengatakan dibanding daerah lain di DIY, Kabupaten Gunung Kidul paling banyak desa rawan bencana tanah longsor. Kemudian, wilayah Kulon Progo tercatat 41 desa yang rawan longsor, Bantul 32 desa, dan Kabupaten Sleman tujuh desa.

Dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana, menurut Heri Siswanto, masyarakat Gunung Kidul perlu berhati-hati, terutama jika terjadi hujan deras.

"Sebagaimana sekarang ini, meski prakiraan awal sudah memasuki musim kemarau, nyatanya hujan masih turun di mana-mana. Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Gladi lapang bencana tanah longsor, sebagaimana yang dilakukan masyarakat Desa Katongan Kecamatan Nglipar, merupakan puncak pembinaan yang dilakukan BPBD DIY bersama BPBD Gunung Kidul.

"Kami melakukan sosialisasi hingga sepuluh kali, dan puncaknya dengan gladi lapang ini," tambahnya.

Dalam gladi lapang ini diasumsikan Desa Katongan terjadi hujan deras hingga menimbulkan bencana tanah longsor. Ilustrasi bencana ini, ada satu warga meninggal, lima luka berat dan 10 luka ringan. Tidak hanya itu, banyak bangunan rumah yang hancur karena tertimpa bukit yang longsor. Untuk mengatasi masalah itu, Desa Katongan yang sudah mempunyai forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) langsung bergerak untuk melakukan penyelamatan, termasuk menyiapkan pengusian hingga dapur umum.

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi yang hadir dalam kegiatan ini mengaku kagum dengan semangat masyarakat untuk melakukan gladi.

"Sepintas seperti kejadian yang sebenarnya. Saya lihat warga sudah cekatan dan tahu apa yang harus diperbuat, jika terjadi bencana. Ini yang patut kami apresiasi," katanya.

Meski bencana alam tidak pernah diharapkan, namun karena bencana ini sulit diprediksi, maka jika sewaktu-waktu terjadi, masyarakat sudah siap.

"Latihan seperti ini perlu dilakukan, sehingga masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika ada bencana. Ini penting agar bencana tidak menimbulkan korban," pungkas Immawan Wahyudi. 
KR-STR