Balap Sepeda - Tour De Flores kebangkitan sepeda dari timur

id tour de flores

Balap Sepeda - Tour De Flores kebangkitan sepeda dari timur

Pembalap sepeda Timnas Indonesia dan Prima Indonesia melakukan latihan jelang etape pertama Tour de Flores di Larantuka, Flores Timur, NTT, Rabu (18/5). Tour de Flores yang menempuh jarak 661,5 km dari Larantuka berakhir di Labuan Bajo yang terbagi d

Maumere (Antara) - Pelaksanaan balap sepeda internasional Tour de Flores 2016 telah memasuki etape kedua dari Maumere menuju Ende dan kejuaraan yang sudah masuk kalender federasi balap sepeda dunia atau UCI ini diharapkan menjadi kebangkitan balap sepeda dari timur.

Harapan kebangkitan balap sepeda dari wilayah timur Indonesia itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari sebelum pelepasan di etape dua di Maumere, Nusa Tenggara Timur, Jumat.

"Sebelumnya kejuaraan disini belum pernah ada. Ini adalah momen. Apalagi sudah menjadi kejuaraan internasional. Makanya kami akan terus mendorong kegiatan ini sebagai momen kebangkitan balap sepeda dari Timur," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu.

Apa yang disampaikan oleh nomor satu di PB ISSI ini bukan tanpa alasan. Sebuah kejuaraan merupakan salah satu syarat yang dipenuhi jika ingin meningkatkan sebuah prestasi. Selain kejuaraan, yang harus segera dipenuhi adalah atlet, pelatih, commissaire, lokasi kejuaraan atau venue baru organisasi.

Tour de Flores yang baru pertama digelar ini adalah salah satu bentuk konkret yang harus segera didukung dengan syarat yang telah ditetapkan. Dengan adanya kejuaraan kategori 2.2 ini diharapkan menjadi rangsangan bagi masyarakat timur menyukai salah satu olahraga prestasi ini.

"Setelah atlet, pelatih, commissaire, venue dan kejuaraan. Selanjutnya baru membentuk organisasi. Selama ini disini (NTT) belum ada. Makanya akan kami dorong pembentukan pengurus provinsi (pengprov) ISSI NTT karena kegiatan sudah ada," kata pria yang getol melakukan perbaikan organisasi balap sepeda Indonesia itu.

Kedepan, kata dia, pengprov ISSI NTT bersama dengan PB ISSI yang pemangku kepentingan lain diharapkan menjadi bagian penting pada balapan yang tahun ini dimulai dari Larantuka, Flores Timur yang akan finis di Labuanbajo Manggarai Barat itu.

Tidak hanya terlibat masalah teknis. ISSI dan jajarannya diharapkan juga bisa menjadi pendukung kejuaraan termasuk dalam pengembangan usaha mulai dari menjadi event organizer hingga mendukung dalam pengadaan kebutuhan seperti jersey balapan maupun lainnya.

"Arahnya memang mau kesana. Semua potensi akan kami maksimalkan termasuk menggandeng UMKM lokal. Dengan demikian akan ada multiple effect dari kejuaraan yang digelar di Indonesia," kata Ketua Bidang Pengembangan Usaha PB ISSI Iwan Gunawan.

Selama ini, pengadaan jersey pemenangan maupun merchandise resmi kejuaraan balap sepeda internasional di Indonesia diidominasi oleh rekanan dan luar negeri. Dengan adanya tekad yang kuat diharapkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan sendiri atau bahkan mampu memberikan dukungan balapan diluar negeri.

Tour de Flores 2016 diikuti 20 tim dari dalam dan luar negeri. Jarak tempuh yang harus dilalui oleh pebalap dari sekitar 16 negara ini adalah 661,5 km yang terbagi atas lima etape. Lintasan yang dilalui cukup variatif mulai dari lintasan datar, tanjakan, rolling maupun turunan panjang yang membuat tensi pelombaan ketat.

Selain untuk prestasi, kejuaraan ini juga dijadikan media untuk memperkenalkan destinasi wisata di Flores ke dunia internasional. Selama perjalanan, pebalap akan disuguhi wisata alam seperti pantai hingga pegunungan yang memiliki karateristik tersendiri seperti Kelimutu hingga Labuanbajo. 

Potensi besar Tour de Flores ini juga diakui oleh race director kejuaraan yaitu Jamaludin Mahmood. Pria asal Malaysia ini mengaku peluang kejuaraan ini menjadi besar terbuka. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang baik termasuk penambahan infrastruktur pendukung khususnya penginapan dilokasi finis setiap etape.
(B016)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024