Ekonom: kerja sama Indonesia-Iran berpeluang perbaiki perekonomian

id Ekonom: kerja sama Indonesia-Iran berpeluang perbaiki perekonomian

Ekonom: kerja sama Indonesia-Iran berpeluang perbaiki perekonomian

ilustrasi (antaranews)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Kerja sama ekonomi Indonesia dengan Iran khususnya dalam bidang pemenuhan kebutuhan minyak nasional memiliki peluang besar memperbaiki perekonomian nasional, kata pakar ekonomi kerakyatan Universitas Gadjah Mada, Fahmi Radhi.

"Kesediaan Iran untuk mengekspor 200.000 barel minyak mentah per hari ke Indonesia, merupakan peluang yang perlu segera direspons pemerintah," kata Fahmi di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, peluang perbaikan ekonomi nasional akan terwujud ketika hubungan perdagangan bilateral tersebut dapat memunculkan harga beli minyak mentah Iran dengan harga yang lebih murah, dibanding dari sistem lelang.

"Ini merupakan kabar baik bagi Indonesia, jika akhirnya dapat menawar dengan harga beli yang lebih murah," kata mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas).

Apabila peluang itu terwujud, maka selain dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional yang sekarang mencapai 1,5 juta barel per hari, pemerintah juga dapat melakukan penghematan sehingga memberikan dampak ganda pada perekonomian nasional.

"Jika itu terjadi maka harga bahan bakar minyak (BBM) juga sangat mungkin akan kembali mengalami penurunan, karena kontribusinya (impor minyak Iran) cukup besar," kata dia.

Namun demikian, lanjut Fahmi, apabila besaran harga yang disepakati kedua negara akhirnya sama atau lebih mahal dari harga beli minyak yang dilakukan PT Pertamina melalui Integrated Supply Chain (ISC) selama ini, maka kerja sama itu perlu dikaji ulang.

"Kalau akhirnya harga beli sama atau bahkan lebih mahal dengan lelang yang dilakukan ISC selama ini maka tidak ada gunanya," kata dia.

Selain itu, menurut dia, kajian lain yang perlu dilakukan pemerintah adalah memastikan kesesuaian spesifikasi minyak mentah Iran dengan kapasitas kilang di Indonesia.

"Dulu Indonesia pernah mengimpor minyak dari Afrika namun ternyata spesifikasinya tidak sesuai dengan kilang di Indonesia, sehingga ketika diolah masih membutuhkan biaya tambahan, sehingga jatuhnya lebih mahal," kata dia.

Menurut Fahmi, hubungan kerja sama bilateral Iran-Indonesia perlu dipastikan dalam konteks saling menguntungkan. Iran dapat memberikan harga jual minyak yang menguntungkan bagi Indonesia, sebaliknya Indonesia juga dapat memasok komoditas yang menjadi kebutuhan Iran dengan harga yang sesuai pula.

"Memang harus dipastikan ada timbal balik yang saling menguntungkan bagi kedua negara," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Iran menyatakan siap memasok 200.000 barel minyak mentah per hari ke Indonesia setelah sanksi internasional dicabut kepada negara tersebut.

Pemerintah Iran sangat mendukung penguatan kerja sama ekonomi dengan Indonesia dengan meningkatkan volume jual-beli minyak mentah.

"Saya rasa kini Indonesia sudah dapat mengimpor minyak mentah dari Iran hingga 200.000 barel setiap harinya, bahkan lebih," ujar Menteri Perekonomian dan Keuangan Iran Ali Taiebnia di Jakarta, Kamis (19/5).



(T.L007)