Pedagang Bubur kacang ijo Sukijo di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan dirinya dan pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi ke Taman Kuliner mendukung kebijakan relokasi tersebut, namun sejumlah fasilitas perlu adanya perbaikan untuk menunjang kenyamanan pengunjung.
"Untuk tiga bulan gratis, setelah itu diserahkan kepada kami apakah mau meneruskan atau tidak. Kalau meneruskan akan ada biaya perbulan sebesar Rp570 ribu, atau selama dua tahun sekitar Rp6 juta bisa diangsur," kata Sukijo.
Ia mengatakan selama tiga bulan digunakan untuk mencari pelanggan baru. Sebab, di taman kuliner bukan jalur utama Gunung Kidul.
"Di sini kan bukan jalur utama, sehingga tidak mungkin mengharapkan wisatawan atau orang yang lewat dari Wonogiri atau Pacitan," katanya.
Pedagang mi Jakarta, Sutar, menambahkan pihaknya berharap kepada pemerintah untuk memperbaiki gazebo yang digunakan untuk makan pengunjung. Sehingga jika hujan turun, air tidak masuk ke dalam.
"Lihat itu baru hujan rintik-rintik saja sudah ada genangan air di dalam gazebo," katanya.
Secara keseluruhan, menurut dia, konsep taman kuliner yang diberikan oleh pemkab cukup bagus. Mulai dari penerangan hingga air yang digunakan untuk mencuci sudah mencukupi. "Sudah cukup baik, tinggal perbaikan gazebo saja," ucapnya.
Sebelumnya, Pemkab Gunung Kidul mulai merelokasi pedagang kaki lima yang biasa berjualan di kompleks Alun-alun Wonosari. Pemerintah akan memindahkan PKL dari simpang empat, jalan protokol, hingga alun-alun akan dipindah ke taman kuliner.
"Penataan ini untuk kenyamanan dan keindahan. Agar penampilan Kota Wonosari lebih bagus dan lebih baik," kata Kepala Pengelolaan Kantor Pasar Gunung Kidul Widagdo. ***3***
(KR-STR)