Yogyakarta (Antara Jogja) - Konteks Indonesia Sejahtera masih perlu dikonsolidasikan secara sistematis dan harus ada rencana jangka panjang, dan bukan dalam rencana jangka pendek atau lima tahunan saja, kata mantan Wakil Presiden Boediono.
"Konsep negara sejahtera sudah sering kita dengar bahkan sejak lahir. Namun, seluruh lapisan rakyat Indonesia masih perlu memahami kembali strategi yang dilakukan di bidang kesejahteraan rakyat," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin.
Pada Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan bertajuk "Jalan Perubahan Membangun Daya Saing Bangsa", Boediono mengatakan negara sejahtera (welfare state) memiliki dua definisi.
Definisi pertama hanya mencakup masalah sosial dan ekonomi, sedangkan definisi kedua merupakan definisi yang lebih luas, yang menganggap konsep negara sejahtera tidak hanya mencakup sosial dan ekonomi tetapi juga politik dan hak-hak sipil warga negaranya.
"Indonesia mengikuti definisi yang luas mencakup sosial, ekonomi, politik, dan hak-hak sipil warga negaranya," kata Budiono.
Menurut dia, konsep negara sejahtera merupakan tujuan akhir dari bangsa Indonesia. Hal ini berkaitan dengan latar belakang bangsa Indonesia yang sangat beragam.
"Beda dengan negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Indonesia memiliki masalah kohesi yang beragam, sehingga menjadi negara yang sejahtera menjadi tujuan akhir kita," katanya.
Hingga saat ini, kata dia, program-program untuk merealisasikan Indonesia yang sejahtera sudah dimulai dengan bidang kesehatan, gizi, tenaga kerja, dan pemerataan kesejahteraan.
Program-program tersebut berwujud seperti wajib belajar 12 tahun, dana abadi untuk beasiswa miskin maupun prestasi, "upgrade" intensif untuk guru, dan sistem jaminan sosial nasional.
"Meskipun demikian, belum semua program berjalan mulus, sehingga tugas kita untuk meningkatkan efektivitas tersebut," katanya.
Ia mengatakan beberapa upaya yang diperlukan untuk meneruskan upaya mewujudkan negara sejahtera antara lain mengonsolidasikan program-program yang sudah ada untuk lebih konsisten antarprogram satu dengan yang lainnya.
"Hal itu bisa dilakukan dengan menyederhanakannya kalau perlu, serta mengelompokkan program-program itu dalam kelompok besar dan membuat payung atas kelompok-kelompok program tersebut sebagai sebuah strategi nasional," kata Budiono.
(B015)
Berita Lainnya
Boediono memberikan penghormatan terakhir untuk Sri Adiningsih di UGM
Minggu, 18 Juni 2023 14:59 Wib
Boediono nyatakan generasi penerus harus disiapkan untuk pimpin Indonesia
Senin, 17 Agustus 2020 12:09 Wib
Biro Ekonomi dan Riset wadah kajian strategis
Jumat, 26 Januari 2018 23:23 Wib
Dua mantan pejabat tinggi nyoblos pilkada Sleman
Rabu, 9 Desember 2015 13:50 Wib
Boediono: Indonesia masih banyak PR hadapi MEA
Senin, 23 Maret 2015 16:43 Wib
Pimpinan KPK bantah tetapkan Boediono tersangka
Jumat, 5 Desember 2014 1:26 Wib
KPK sebut Boediono sudah tersangka kasus Century
Kamis, 4 Desember 2014 23:09 Wib
"Open house" Wapres Boediono bernuansa jawa
Senin, 28 Juli 2014 20:11 Wib