Kraftig: apartemen jadi pilihan hunian masyarakat perkotaan

id apartemen

Kraftig: apartemen jadi pilihan hunian masyarakat perkotaan

Ilustrasi. Foto udara lanskap gedung perkantoran dan apartemen (rumah susun vertikal) menggunakan Helikopter Super Puma NAS-332 milik Skuadron 45 TNI AU di salah satu sudut kota Jakarta, Kamis (18/6/15).(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf))

Yogyakarta (Antara Jogja) - Tinggal di apartemen dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi pilihan hunian bagi banyak orang terutama masyarakat perkotaan, kata Sukardi dari Kraftig Advertising.
     "Selain tuntutan gaya hidup, akses yang mudah dijangkau ke tempat kerja dan adanya berbagai fasilitas modern menjadi pertimbangan orang memilih apartemen sebagai hunian," katanya di Yogyakarta, Selasa.
     Munculnya gaya hidup di apartemen ini, kata dia, dianggap juga adaptasi dari budaya Barat yang sangat individualis. Bertolak belakang dengan masyarakat Indonesia yang kental dengan budaya erat antarmasing-masing anggota keluarga.
     "Buktinya, masih banyak masyarakat Jakarta yang rela menghabiskan waktu berjam-jam di jalanan hanya demi tinggal dekat dengan orang tua dan keluarga," katanya.
     Menurut dia, sebagai alternatif tempat tinggal, hunian apartemen dianggap lebih praktis dan selaras dengan tuntutan gaya hidup.
     Pertama, dari sudut lokasi, apartemen di tengah kota cukup menggiurkan bagi masyarakat dengan mobilitas dan efisiensi waktu yang tinggi, bukan hanya membuang waktu bermacet-macetan di jalan.
     Kedua, untuk fasilitas terutama keamanan, pada umumnya apartemen ditunjang oleh sistem cctv dan petugas sekuriti yang profesional.
     "Sama halnya untuk fasilitas kebersihan, dibanding menyewa asisten rumah tangga yang kurang dapat dipercaya, lebih baik mempercayakan pihak manajemen apartemen untuk mengelola kebersihan unit apartemen," katanya.
     Terlebih lagi, fasilitas yang menunjang untuk mempunyai gaya hidup sehat dengan berolahraga, yang diyakini adalah salah satu alternatif pelepas penat masyarakat ibu kota.
     Ada pula beberapa pertimbangan tersendiri untuk memutuskan tinggal di apartemen seperti jangka waktu kepemilikan, strata tile, atau sekadar investasi dengan sistem sewa.
     Namun, menurut dia, kehidupan di apartemen tidak senantiasa indah seperti banyaknya cerita mengenaskan mengenai para penghuni mulai dari kejadian pembunuhan, bunuh diri, kasus narkoba hingga terorisme.
     "Kemungkinan penyebabnya adalah rasa individual yang mengagungkan privasi sehingga meninggalkan kearifan budaya Indonesia yang ramah, saling bertegur sapa, bertukar informasi, dan berbagi rasa," katanya.
     Atas dasar fenomena tersebut, maka dibutuhkan gagasan atau pemikiran tentang solusi bagaimana hunian apartemen yang tetap mempertahankan budaya bertetangga.
     Konsep tersebut sejalan dengan filosofi CairnHill Nine dibangun yakni "Building People Building Community".
     "CairnHill Nine bukan hanya sebuah hunian pencakar langit, namun juga peduli terhadap kehidupan para penghuninya demi terciptanya sebuah keharmonisan baik untuk pasangan muda, keluarga maupun dengan berbagai latar belakang profesi," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024