FPKS menduga ada kecurangan pengisian perangkat desa

id pks

FPKS menduga ada kecurangan pengisian perangkat desa

PKS (Foto Istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menduga ada kecurangan pengisian perangkat desa yang dilakukan panitia seleksi dengan lembaga pembuat soal ujian.

Ketua Fraksi PKS DPRD Kulon Progo Agung Raharjo di Kulon Progo, Rabu, mengatakan beberapa desa sedang melakukan proses tersebut, sebagai contoh di Kecamatan Nanggulan berlangsung di Desa Banyuroto, Tanjungharjo, Donomulyo, dan Jatisarono telah menyelesaikan proses pengisian perdes, tersisa Desa Wijimulyo dan Kembang.

"Di tengah proses yang sedang berlangsung, mencuat dugaan kecurangan di beberapa desa. Titik kritis kecurangan biasanya adalah pada lembaga apa panitia melakukan nota kesepahaman bersama (MoU) pengadaan soal dan bagaimana teknisnya," kata Agung.

Menurut dia, kerja sama dengan kampus telah jamak diterima masyarakat. Pengawasan yang lemah terhadap panitia pengisian membuka kemungkinan besar terjadinya MoU fiktif atau kerja sama abal-abal.

"Panitia tidak benar-benar kerja sama dengan lembaga kampus namun hanya oknum tertentu, yang oknum tersebut sangat mungkin melakukan kecurangan," katanya.

Ia mengatakan kalau hal ini sampai terjadi, perdes berkualitas yang ingin didapatkan dari proses pengisian ini menjadi utopia. Maka dari itu diperlukan peran semua pihak baik panitia, SKPD pengampu, aparat penegak hukum, dan masyarakat untuk mengawal proses pengisian di semua desa agar bisa berjalan dengan terbuka dan transparan.

"Kami sangat menyayangkan hal ini. Kami minta SKPD yang bersangkutan segera mengevaluasi penyelenggaraan seleksi perangkat desa dan dukuh," katanya.

Sementara itu, salah satu peserta seleksi perangkat Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo Jemirin merasa bersukur, persiapan-persiapan yang dilakukan yaitu belajar soal-soal SMP dan soal lainnya terkait perda dan undang-undang lumayan bisa menjawab yang dirasa sulit.

"Kalau soal komputer masih harus belajar karena setaip harinya hanya bertani di sawah, jadi maklum dan saya hanya lulusan STM," katanya.
KR-STR