Refleksi gempa diharapkan jadi momentum tingkatkan kesiapsiagaan

id gempa

Refleksi gempa diharapkan jadi momentum tingkatkan kesiapsiagaan

Monumen pusat gempa Monumen pusat gempa Dusun Potrobayan, Pundong, Bantul, DI Yogyakarta, ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/16 ()

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan refleksi 10 tahun gempa bumi dapat menjadi momentum untuk semakin meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam itu.

"Refleksi gempa 10 tahun ini diharapkan menjadi momentum yang bermakna bagi masyarakat Bantul yang selama ini tidak mengira dan menduga bahwa Kabupaten Bantul punya potensi bencana sedemikian dahsyatnya," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Kamis.

Dengan demikian, kata dia, refleksi 10 tahun gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006 yang akan dilaksanakan pada Kamis (26/5) malam bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Bantul terhadap potensi bencana itu.

"Mau tidak mau, suka tidak suka harus selalu tingkatkan kesiapsiagaan bencana, karena kapanpun dan di manapun kita harus terus berupaya terlibat dalam pengurangan risiko bencana," katanya.

Apalagi menurut dia, gempa tektonik berkekuatan 5,9 Skala Richter yang terjadi pada 27 Mei 2006 berdampak pada kerusakan infrastruktur maupun korban jiwa, dan Bantul menjadi wilayah yang terparah karena merupakan pusat gempa bumi 10 tahun silam itu.

"Saat peristiwa itu kita masyarakat Bantul tidak siap, sehingga korban jiwa di Bantul mencapai sekitar 4.100 jiwa dengan kerugian hampir sebesar Rp28 triliun hanya kurang dari satu menit, tingkat kerugian yang sedemikian dahsyat," katanya.

Dwi mengatakan bersamaan dengan refleksi 10 tahun gempa bumi Yogyakarta ini, pihaknya atas persetujuan Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga membangun sebuah prasasti yang menjadi `penanda` di wilayah pusat episentrum gempa 2006 yaitu di Potrobayan, Desa Srihardono Pundong.

"Saya inisiasi bangun sebuah `tetenger` di lokasi episentrum gempa supaya masyarakat selalu ingat musibah yang menjadi sejarah, bahkan lebih dari itu, tidak hanya ingat, namun lebih menyiapkan diri dan keluarga untuk lebih waspada terhadap bencana alam," katanya.

Komitmen dari Pemkab Bantul untuk pengurangan risiko bencana gempa, kata dia, digalakkan pembentukan desa tangguh bencana dan sekolah siaga bencana, terutama di wilayah yang menjadi dampak gempa bumi 10 tahun lalu.

KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024