BMKG imbau warga pesisir pahami karakteristik tsunami

id tsunami

BMKG imbau warga pesisir pahami karakteristik tsunami

ilustrasi tsunami (blog.joins.com)

Sleman (Antara) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta mengimbau masyarakat di pesisir selatan Daerah Istimewa Yogkarta untuk belajar mengetahui karakteristik bencana Tsunami karena gelombang pasang yang disebabkan oleh gempa tersebut sumber patahannya sangat dekat.

"Tsunami yang terjadi di Indonesia, rata-rata tidak lebih dari setengah jam dari peristiwa gempa untuk sampai ke daratan," kata Kepala Seksi Observasi Stasium Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Bambang Subagyo, Kamis.

Menurut dia, sumber patahan yang dekat menyebabkan perjalanan gelombang Tsunami tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke daratan.

"Kejadian Tsunami di Aceh pada 2004 begitu cepat. Beda ketika dirasakan di India, misalnya. Gelombang yang menuju ke sana, perjalanannya lama," katanya.

Ia mengatakan yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah meski di suatu wilayah tidak merasakan gempa bumi, namun juga bisa terkena dampak Tsunami.

"Tsunami Pangandaran pada Juli 2006, di sana tinggi gelombang sekitar lima meter. Di Yogyakarta dulu sempat terkena tsunami juga, setinggi sekitar satu meter dan ada korbannya," katanya.

Bambang mengatakan, untuk itu masyarakat pesisir perlu mengetahui lebih dalam mengenai Tsunami. Seperti adanya indikasi air laut surut secara tiba-tiba, maka harus segera menjauh dari pantai.

"Surutnya air laut itu merupakan salah satu indikator terjadinya tsunami," katanya.

Ia mengatakan, selain itu kekuatan gempa dari patahan di laut minimal 7 Skala Richter (SR). Serta kedalaman di bawah 60 kilometer.

"Kemana mencari informasi yang benar, harus tahu. Dengan menyimpan nomor-nomor telepon penting, seperti BMKG Yogyakarta atau juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Dengan begitu, bisa membedakan gempa yang bisa menimbulkan Tsunami besar, atau tidak," katanya.

Dalam hal mitigasi bencana Tsunami, katanya, pihaknya yakin instansi terkait selalu rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk berlatih kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana.

Pakar Kegempaan dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sarwidi, mengatakan Tsunami merata ancamannya di pesisir selatan Jawa.

"Bangunan rumah tahan tsunami pun telah didirikan di pesisir selatan. Semisal di Pacitan, Jawa Timur, dan lainnya," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024