Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menganjurkan petani di daerah itu menanam bawang merah serentak pada musim tanam kedua 2016 untuk mengantisipasi serangan hama ulat.
"Dengan penanaman serentak populasi ulat dibagi rata dalam luasan area tertentu," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Widodo di Bantul, Jumat.
Menurut dia, anjuran menanam bawang serentak tersebut untuk mengantisipasi serangan ulat yang berpotensi muncul pada masa tanam kedua Agustus nanti, sebab kalau tidak diantisipasi maka hama tanaman itu dapat merusak dan menggangu pertumbuhan tanaman.
"Kalau pola tanam bawang merah tidak serentak, misalnya ada yang masih muda dan panen, maka kupu hanya bertelur terus karena media makanannya ada terus, dan itu mudah berkembang menjadi ulat," katanya.
Selain menanam serentak, kata dia, petani bawang merah juga disarankan memasang perangkap kupu-kupu atau serangga pada area lahan yang akan ditanami tanaman hortikultura tersebut, supaya mencegah kupu-kupu berubah menjadi ulat.
Dia menjelaskan, perangkap kupu-kupu menjadi alat ukur kapan bawang mulai tanam, benih sebaiknya ditanam setelah puncak kupu-kupu terbang, misalnya saat perangkap dipasang hari keempat kupu yang masuk perangkap 20 ekor, hari berikutnya turun menjadi 15 ekor, maka benih bisa ditanam.
"Penanaman lebih baik dilakukan setelah puncak kupu-kupu terbang. Sebab ketika puncak kupu-kupu terbang dan belum ada tanaman bawang merah, maka kepompong diletakkan di tanaman lain seperti rumput, sehingga akan mengurangi serangan ulat," katanya.
Widodo mengatakan, pada musim saat ini memang cocok untuk tanaman bawang merah karena merupakan musim kering, dan meskipun sekarang masih ada hujan sedikit, namun hal itu tidak masalah, sebab petani tidak perlu menyiram.
"Sejauh ini tidak ada keluhan gangguan di masa tanam pertama, sekarang sebagian petani bawang merah sudah mulai panen," katanya.
Sementara itu, petani bawang merah Desa Srigading Bantul, Suroto mengatakan, sebagian petani di daerahnya sudah memasang perangkap kupu berupa toples plastik yang dimodifikasi dan dilengkapi hormon feromon untuk menarik kupu jantan agar tidak membuahi kupu betina.
"Sejak tahun lalu kami menggunakan cara ini, cukup signfikan mengantisipasi serangan ulat. Teknologi ini pengembangan dari Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta," katanya.***3***
(KR-HRI)
Berita Lainnya
BRIN sedang meneliti manfaat abu terbang batu bara guna budidaya bawang merah
Senin, 1 April 2024 15:36 Wib
Bantul sebut ketersediaan bawang merah aman
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Bantul menggerakkan petani tanam bawang merah tidak serentak
Jumat, 12 Januari 2024 17:07 Wib
Capres Ganjar-Mahfud kunjungi petani bawang, nelayan, dan ponpes
Rabu, 10 Januari 2024 10:10 Wib
Kementan meresmikan nursery bawang merah dan cabai di Sleman
Kamis, 23 November 2023 19:58 Wib
Pemkab Kulon Progo diminta membuat lahan pengembangan benih bawang merah
Senin, 13 November 2023 13:17 Wib
KWT Semin Gunungkidul panen raya bawang merah
Kamis, 9 November 2023 20:10 Wib
Potensi abu terbang dikaji BRIN untuk komoditas bawang merah
Selasa, 31 Oktober 2023 6:59 Wib