Pameran "RUN" dinilai beri pemahaman atas pluralitas

id Nasirun

Pameran "RUN" dinilai beri pemahaman atas pluralitas

Ilustrasi (Foto sahabatgallery.files.wordpress.com) (sahabatgallery.files.wordpress.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pameran tunggal perupa Nasirun bertajuk "Run: Embracing Diversity" dinilai memberi pemahaman atas rangkaian karya yang dikreasi bahwa ada pluralitas yang layak untuk terus dipertemukan dalam kebersamaan.

"Nasirun melalui karyanya ingi memberi pemahaman bahwa ada sekian banyak perbedaan, tetapi bukan untuk menciptakan konflik atau ketegangan yang tidak produktif," kata kurator pameran "Run: Embracing Diversity" Suwarno Wisetrotomo di Yogyakarta, Minggu.

Ia mengatakan bahwa kata "Run" bisa dipahami dalam dua hal, yakni sebagai panggilan karib sang seniman, "Run, Nasirun", atau bisa dibaca dalam konteks bahasa Inggris, "run" (lari, berlari).

"Run" (lari, berlari) mengisyaratkan kehendak Nasirun untuk terus berlari mengikuti naluri kreativitas dan produktivitasnya dalam dunia penciptaan karya seni.

"Nasirun merupakan salah satu seniman yang berupaya bergerak terus, berlari terus, menciptakan berbagai karya seni rupa," katanya.

Menurut dia, pameran itu merupakan perwujudan dari persahabatan antara Nasirun sebagai seniman dan Agung Tobing seorang pencinta seni yang telah banyak mengoleksi karya-karya seni kreasi Nasirun.

Mereka telah menjalin hubungan persahabatan selama 20 tahun, dan proyek seni itu menjadi salah satu pencapaian atas bentuk persahabatan tersebut.

"Agung Tobing dalam perhelatan itu bertindak sebagai sponsor utama, dan semua karya yang dipamerkan adalah koleksi Agung Tobing," katanya.

Co-curator pameran "Run: Embracing Diversity" Kuss Indarto mengatakan pameran tunggal Nasirun yang dibuka Giok Hartono itu digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada tanggal 29 Mei hingga 2 Juni 2016.

"Pameran tunggal itu merupakan pameran kolosal yang pernah dilakukan Nasirun selama perjalanan kesenimanannya sekitar 23 tahun. Wujud dari kolosalitas pameran terlihat dari aspek kuantitas material karya yang dipersiapkan selama dua tahun terakhir," katanya.

Menurut dia, Sportorium UMY menjadi pilihan yang mendekati ideal atas banyaknya karya seni garapan Nasirun yang mencapai ratusan dan berukuran besar.

Dengan luas ruang dalam sekitar 3.000 meter persegi ditambah areal parkir yang luas menjadikan perhelatan pameran tunggal itu menjadi layak disebut sebagai pameran yang kolosal.

"Bahkan, bukan berlebihan bila dikatakan bahwa pameran tunggal Nasirun kali ini menjadi pameran tunggal seni rupa paling besar di Indonesia pada tahun 2016," katanya.

Nasirun mengatakan bahwa ratusan karyanya yang dipamerkan dipersiapkan selama dua tahun. Dirinya mengapresiasi langkah Agung Tobing yang memamerkan ratusan karyanya sebagai bentuk untuk merayakan persahabatan yang telah berjalan selama 20 tahun.

"Bahkan, persahabatan itu tidak terbatas antara beliau dan saya saja, tetapi juga merambah hingga ke keluarga," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024