DIY intensifkan pengawasan peredaran daging selama Ramadhan

id daging

DIY intensifkan pengawasan peredaran daging selama Ramadhan

ilustrasi (Foto ANTARA/Noveradika)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta akan mengintensifkan pengawasan peredaran daging atau bahan pangan asal ternak di sejumlah pertokoan serta pasar tradisional mulai awal Ramadhan hingga Idul Fitri 1437 Hijriah.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sutarno di Yogyakarta, Selasa, mengatakan pengawasan ditujukan untuk memastikan bahwa daging sapi atau ayam yang beredar di pasaran terjamin tingkat keamanannya, sehat, utuh dan halal (ASUH).

"Selain di pasaran, pengawasan bahkan akan kami lakukan mulai dari rumah pemotongan hewan (RPH) untuk memastikan daging layak konsumsi dan halal," kata Sutarno.

Menurut dia, program pengawasan peredaran bahan pangan asal ternak tersebut akan melibatkan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Distan DIY, Satpol PP, serta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta dengan sasaran utama pasar tradisional, super market, dan pertokoan/warung di lima kabupaten/kota.

Menurut dia, permintaan daging sapi maupun ayam yang diperkirakan melonjak selama Ramadhan hingga Idul Fitri memiliki potensi dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan dengan cara yang tidak sehat atau merugikan masyarakat.

"Jangan sampai nanti daging sapi yang diedarkan kadaluwarsa, palsu, serta glonggongan. Setiap ada indikasi itu daging langsung kami sita," kata dia.

Sementara itu, menurut dia, agar masyarakat juga mampu melakukan pengawasan secara mandiri terhadap kualitas daging, pihaknya juga akan menyosialisasikan cara untuk menentukan tingkat kesehatan daging baik kepada penjual maupun konsumen secara umum di sela pengawasan.

Menurut dia ciri-ciri daging yang tidak sehat bisa diamati secara langsung. Ia mencontohkan seperti ciri-ciri daging kadaluwarsa biasanya memiliki warna yang pucat dan cenderung diberikan pewarna. Begitu juga daging glonggongan, biasanya penjual tidak berani menggantungkan daging karena kandungan airnya sangat tinggi.

"Ciri-ciri daging yang sehat atau tidak, bisa diamati secara kasat mata," kata dia.

Menurut Sutarno kebutuhan daging sapi masyarakat Yogyakarta khususnya rumah tangga selama bulan Ramadhan diperkirakan meningkat 5-10 persen dari hari biasa yang rata-rata mencapai 0,5 ton per hari.?

Meski demikian, ia menambahkan, tingkat permintaan daging sapi di Yogyakarta justru lebih didominasi oleh pengusaha bakso, soto, serta pengusaha kuliner lainnya dibanding rumah tangga.

L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024