Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum menetapkan status siaga darurat gelombang tinggi meskipun di pantai selatan terjadi abrasi karena gelombang pasang dalam beberapa hari terakhir.
"Sementara ini belum ada peningkatkan status karena kalau terkait abrasi akibat gelombang pantai, itu sudah menjadi siklus tahunan dan hampir terjadi setiap tahun," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Selasa.
Ia mengatakan belum ada peningkatan status siaga gelombang tinggi karena sampai saat ini pihaknya belum menerima informasi dari Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Yogyakarta tentang perubahan tinggi gelombang pantai dari informasi sebelumnya.
Informasi yang diperoleh dari BMKG Yogyakarta sebelumnya, ketinggian gelombang pantai selatan pada 23 Mei sampai 28 Mei 2016 berkisar antara 2,5 meter sampai 3,5 meter dengan kecepatan angin 10-20 knot.
"Beberapa waktu lalu ada informasi ketinggian gelombang pantai sekian-sekian dari BMKG, namun kalau puncaknya (gelombang tinggi) kapan kami belum ada `update` informasi secara resmi, dan karena akhir-akhir ini tidak ada update berarti gelombang masih landai," katanya.
Namun demikian, meski belum menetapkan status siaga gelombang tinggi, pihaknya tetap mengimbau masyarakat yang beraktivitas di wilayah pesisir setempat mewaspadai ancaman bahaya tersebut dengan tidak beraktivitas terlalu dekat ke pantai.
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa apalagi mengatasi abrasi pantai, dan sebetulnya masyarakat itu sudah paham betul kalau bulan-bulan ini merupakan musim gelombang tinggi," katanya.
Menurut dia, gelombang tinggi yang melanda pantai selatan beberapa hari terakhir ini memang dilaporkan merusak perahu nelayan yang ditambatkan di tepi pantai wilayah Gunung Kidul, namun demikian untuk wilayah Bantul hingga kini belum ada kejadian serupa.
"Kalau catatan kami sampai sekarang ini belum ada laporan resmi yang masuk, kalau di daerah lain saya malah tidak tahu itu, tetapi kondisi gelombang pantai saat ini merupakan siklus tahunan, dan kalau berdasarkan pengamatan kami, masih belum ekstrim," katanya.
KR-HRI
Berita Lainnya
BRIN sebut Transmisi gelombang radio tak relevan untuk internet
Kamis, 28 Maret 2024 15:33 Wib
Hujan ringan guyur Indonesia
Kamis, 28 Maret 2024 7:40 Wib
Pergerakan massa menolak hasil Pemilu 2024 dideteksi, papar Hadi
Jumat, 15 Maret 2024 13:03 Wib
Cuaca ekstrem dan hujan lebat terpa 12 daerah Indonesia
Jumat, 15 Maret 2024 5:41 Wib
DKP Gunungkidul imbau nelayan tak melaut karena gelombang tinggi
Rabu, 13 Maret 2024 15:46 Wib
22 kru kapal tenggelam di Selayar, Sulsel, kini dicari
Rabu, 13 Maret 2024 8:09 Wib
Rusak diterjang gelombang, 10 kapal motor nelayan rusak berat
Rabu, 13 Maret 2024 0:27 Wib
BMKG imbau nelayan pesisir selatan DIY waspadai gelombang tinggi
Kamis, 7 Maret 2024 13:03 Wib