Kulon Progo (Antara) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menilai ekononi masyarakat Kecamatan Nanggulan tumbuh dengan pesat setelah masuk jaringan irigasi dari Kalibawang pada 1978-1979.
Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan setiap musim kemarau, sebagian daerah Nanggulan kesulitan air sehingga tanaman sulit tumbuh dan kondisinya memprihatinkan.
"Sekitar 1978-1979, Desa Donomulyo mendapatkan irigasi dari Kalibawang. Sejak itu masyarakat mulai mencetak sawah baru, termasuk di Wijimulyo. Di tempat-tempat yang tinggi dimana air sulit untuk mengalir, petani berusaha menaikkan air dengan berbagai kreativitasnya sehingga bisa mengalir di lahan pertanian," kata Sutedjo dalam kunjungan kerja BBGRM di Nanggulan.
Menurut dia, pembangunan di Nanggulan dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Peningkatan kesejahteraan di Nanggulan sudah berlipat-lipat dibanding pertengahan 1970-an.
"Oleh karena itu, kemajuan-kemajuan tersebut mari kita lestarikan," katanya.
Selain itu, atas nama Pemkab Kulon Progo, ia mengucapkan terima kasih karena swadaya enam desa di Nanggulan sangat bagus dibandingkan dengan bantuan Dana Alokasi Desa, Dana Desa, Bagi Hasil Pajak, dan hasil retribusi yang berjumlah lebih dari Rp9 miliar.
Di Donomulyo jumlahnya mencapai Rp 1,8 milyar. Sedangkan swadaya yang tertinggi dari Desa Banyuroto, yang mencapai lebih dari Rp1 miliar. Meskipun bantuan ADD sekitar Rp1,5 miliar, sehingga persentase swadayanya bisa mencapai 75-80 persen.
"Di seluruh kecamatan, jumlah swadaya mencapai sekitar Rp3,8 miliar. Terhadap bantuan pemerintah, kami meminta agar dikelola dengan maksimal, karena bantuan tersebut hanyalah untuk memicu keberdayaan masyarakat," katanya.
Camat Nanggulan Jasil Ambar Wasan mengatakan kecamatan yang dipimpinnya memiliki berbagai potensi yang menarik untuk dikembangkan, seperti produktifitas tanaman pertanian yang tinggi, hijauan makanan ternak berlimpah, banyak drainase yang potensial untuk pengembangan perikanan darat, UMKM, maupun penambangan bahan galian C.
Meski demikian, diakuinya masih ada permasalahan yang dihadapi, seperti rawan kekurangan air di Banyuroto dan Donomulyo, kerusakan jalan, RTLH, sertifikasi tanah, dan kebiasaan BAB sembarangan.
"Isu strategis yang dihadapi adalah pengembangan wilayah perkotaan Dekso-Kalibawang yang membawa perubahan masyarakat sekitar, pengembangan kawasan minapolitan, kawasan hinterland sebagai penyokong kawasan agropolitan dan program swasembada beras," kata dia.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Pimpinan DPRD Kulon Progo anjangsana ke Majelis GKJ Nanggulan cabang Kalibawang
Rabu, 12 Januari 2022 18:20 Wib
Dispar Kulon Progo menyusun kajian kawasan wisata kuliner Nanggulan
Senin, 1 Februari 2021 20:10 Wib
DPRD Kulon Progo mempertanyakan hasil kajian pengembangan kawasan ekonomi
Kamis, 28 Januari 2021 20:28 Wib
Kulon Progo uji coba penanaman bawang bombay di Nanggulan
Minggu, 27 September 2020 8:37 Wib
Kulon Progo mendukung percepatan pembangunan jalan Bandara YIA-Borobudur
Jumat, 17 Juli 2020 11:19 Wib
Pemkab Kulon Progo kembangkan sentra ikan di Nanggulan
Rabu, 22 Agustus 2018 16:16 Wib
Kulon Propo kembangkan sentra ikan di Nanggulan
Rabu, 22 Agustus 2018 8:42 Wib
Petugas temukan ikan berformalin di Pasar Nanggulan
Jumat, 23 Maret 2018 16:55 Wib