KPBI : penjamin kredit daerah belum bekerja optimal

id kredit

KPBI : penjamin kredit daerah belum bekerja optimal

Ilustrasi kredit (antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Arif Budi Santoso menilai perusahaan penjamin kredit daerah belum bekerja optimal, sehingga pelaku usaha mikro, kecil dan menengah kesulitan mendapat kredit perbankan.

"Selama tiga tahun di Yogyakarta, saya melihat perusahaan penjamin kredit daerah belum bisa menyelesaikan persoalan perkreditan. Lembaga ini diharapkan dapat menyalurkan kredit secara akurat dan cepat kepada pelaku UMKM," kata Arif di Kulon Progo, Selasa.

Ia mengatakan pertumbuhn UMKM di DIY sangat cepat yakni 92 persen atau sebanyak 99,9 persen unit usaha. Pada 2011 baru mencapai 19,8 persen dan 2014 sebesar 36 persen. Meski UMKM berkembang pesat, tapi usahanya menggunakan dana sendiri. Kalau pun menggunakan sumber pembiayaaan dari bank dibutuhkan, mereka terkendala agunan.

"Hal ini yang perlu kita selesaikan bersama," katanya.

Dia mengatakan masalah UMKM yakni permodalan dan pemasaran. Permodalan untuk mendukung produksi, dan pemasaran juga untuk mendukung produksi.

"Berdasarkan data yang ada, dua hal ini yang menjadi kendala pengembangan UMKM di Indonesia. Tapi ada hal yang lebih penting dari dua hal itu adalah pendampingan dari pemerintah dan pemangku kepentingan," katanya.

Lebih lanjut, Arif mengatakan pelaku UMKM kesulitan komunikasi dengan perbankan. Kendalanya adalah agunan yang diminta bank. Sebenarnya, untuk mengembangkan usaha yang menjadi titik berat bagaimana pemasukan dapat digunakan untuk modal usaha, dan sisanya ditabung di bank.

Kalau bagus, bank akan mendekat atau datang sendiri, bila sudah memiliki tabungan yang disimpan.

"Awalnya jangan mencari pinjaman ke bank, tapi berusahalah menyisihkan pendapatan untuk ditabung di bank. Kalau ada tabungan, maka transaksi dapat dilihat," katanya.

(KR-STR)