105 anak putus sekolah disekolahkan kembali

id gunung kidul

105 anak putus sekolah disekolahkan kembali

Pemkab Gunung Kidul (Foto Istimewa)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembalikan 105 anak putus sekolah yang bekerja, untuk bersekolah lagi.

Kepala Dinsosnakertrans Gunung Kidul Dwi Warna Widi Nugraha di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan pada 2016 ada 105 anak yang akan dikembalikan ke sekolah karena putus sekolah akibat faktor ekonomi.

"Yang kami kembalikan ke sekolah tidak hanya pekerja anak, tetapi juga anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi," kata Dwi Warna.

Ia mengatakan semua anak yang dikembalikan ditampung di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gunung Kidul. Nantinya seluruh anak akan dilakukan pembinaan agar kembali ke sekolah.

"Kami akan cuci otaknya, agar mereka semangat kembali ke sekolah," katanya.

Dwi mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Agama untuk mengembalikan ke sekolah.

"Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar menampung mereka saat kembali ke sekolah," kata dia.

Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja Dinsosnakertrans Gunung Kidul Y Sri Sari Mukti mengatakan tingginya angka pekerja anak dipengaruhi oleh angka kemiskinan dan kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya.

"Kami menemukan anak-anak itu di 10 kecamatan," katanya.

Kondisi perekonomian keluarga menyebabkan orangtua tidak mampu menyekolahkan anaknya sehingga berakibat putus sekolah dan memilih untuk bekerja.

Selain itu, banyak orang tua yang kurang peduli dengan pendidikan sehingga saat seorang anak berhenti sekolah, tidak ada dorongan kepada anak untuk terus melanjutkan pendidikannya.

Dia menjelaskan sebagian besar para pekerja anak ini bekerja di bidang UMKM, pertanian, perdagangan serta jasa. Mereka biasanya enggan untuk kembali ke bangku sekolah lagi karena merasa sudah mendapatkan penghasilan dan minimnya dorongan dari orangtua.

"Mereka bekerja di sektor rumah makan, kerja bangunan dan ada yang dirumah nganggur," katanya. ***4***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024