BPBD: potensi gelombang tinggi pantai masih terjadi

id gelombang tinggi

BPBD: potensi gelombang tinggi pantai masih terjadi

Gelombang tinggi (Foto Antara)

Bantul (Antara Jogja) - Potensi gelombang tinggi yang melanda pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terjadi dalam beberapa hari ke depan, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, Dwi Daryanto.

"Dari BMKG belum ada instruksi waspada atau peringatan dini, namun prediksi ketinggian gelombang antara 2,5 sampai lima meter akan berlangsung selama tiga hari 7-9 Juni," katanya di Bantul, Selasa.

Menurut dia, ketinggian gelombang pantai selatan yang mencapai lima meter tersebut tergolong tinggi atau di atas rata-rata dalam kondisi normal, namun demikian menurutnya tidak perlu disikapi dengan berlebihan karena memang wajar terjadi saat musimnya.

Apalagi, menurut dia, gelombang pantai dengan ketinggian tersebut juga terjadi di pantai daerah lainnya, bahkan tidak hanya di pantai selatan. Hanya saja pihaknya mengimbau masyarakat yang beraktivitas di wilayah pesisir pantai meningkatkan kewaspadaan.

"Hampir semua pantai juga mengalami hal yang sama, karena ini siklus tahunan yang harus kita sikapi dengan bijak, intinya dengan kondisi ini masyarakat terutama yang berada di sepanjang pesisir selatan dan penggiat usaha di harus menjaga kewaspadaan dan kesiapsiagaan," katanya.

Meski demikian, kata dia, kondisi gelombang pasang di wilayah pantai selatan ini juga sudah difahami masyarakat pesisir termasuk para nelayan yang selalu menghadapi gelombang ketika hendak melaut, sehingga tidak perlu ada peringatan dini ke mereka.

"Teman-teman SAR juga selalu siaga untuk memantau kondisi di lapangan, namun masyarakat sebenarnya sudah lebih paham terkait seperti apa kondisi di sana (pantai) dan bagaimanaya menyikapinya, saya kira masyarakat lebih bijak," katanya.

Sementara itu, ditanya terkait dampak yang ditimbulkan akibat gelompang pasang di pantai selatan itu, Dwi mengatakan sejauh ini belum menerima laporan secara resmi kerusakan bangunan maupun lapak-lapak milik masyarakat pesisir.

"Kalau lapak-lapak sudah tidak ada, namun yang kita data itu terkait dengan kondisinya alamnya saja, dan saat ini kondisi di sana (pantai selatan) mengalami abrasi," katanya.

(T.KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024