Dirut BUMD segera evaluasi bisnis Aneka Dharma

id aneka dharma

Dirut BUMD segera evaluasi bisnis Aneka Dharma

Pasar Seni Gabusan Bantul, DIY (jogjatrip.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Direktur Utama Perusahaan Daerah Aneka Dharma Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang baru saja dilantik, Aditya Hera Nurmoko mengatakan segera mengevaluasi beberapa bisnis di bawah pengelolaan badan usaha milik daerah tersebut.

"Saya melihat bisnis yang ada saat ini kurang strategis karena hanya jadi kompetitor bagi masyarakat sendiri, karena itu saya akan evaluasi," katanya usai dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh Bupati Bantul di Ruang Bupati Bantul, Jumat.

Ia menilai bisnis yang dijalani perusahaan plat merah itu terutama bidang usaha toko modern kurang tepat, sebab jenis usaha tersebut bukannya mendorong usaha masyarakat setempat, melainkan justru `face-to-face` atau tersaing secara langsung.

"Setelah dievaluasi kita akan mencoba mendorongnya menjadi bufferstock atau grosir terutama untuk koperasi-koperasi desa," kata pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, 34 tahun yang lalu.

Menurut dia, sebagai perusahaan yang didirikan dan dimiliki pemerintah daerah, PD Aneka Dharma harus bisa mengembangkan usaha yang bisa mengayomi bukan menyaingi usaha masyarakat.

Aditya sendiri melihat jika sebenarnya Pemerintah Daerah sudah memiliki berbagai peraturan daerah (perda) yang mendukung, termasuk tentang toko jejaring yang yang harus dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha daerah.

Oleh sebab itu, pihaknya akan mengupayakan kerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD) lain, termasuk bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Bantul, salah satunya menyiapkan dan mengelola pasar kreatif dengan menggandeng pengelola Pasar Seni Gabusan.

"Kalau memungkinkan, kami ingin mengembangkan ke ranah wisata. Akan tetapi memang perlu ada kajian terlebih dahulu," katanya.

Sementara itu, terkait bidang usaha lain, yakni percetakan, dia berencana mengkombinasikan dengan bisnis pengemasan dengan harapan bisa memfasilitasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang belum mampu bersaing di pasaran karena terkendala kemasan produk.

"Ini butuh modal besar, kemungkinan nanti kami akan gandeng investor. Namun sekarang ini yang paling urgen adalah penyehatan manajemen," katanya.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024