Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan kegiatan kesenian tradisional di enam objek wisata dalam rangka pelayanan pengunjung selama libur Lebaran 2016.
Kepala Disparpora Kulon Progo Krissutanto di Kulon Progo, Selasa, mengatakan kegiatan kesenian tradisional diselenggarakan di Pantai Glagah, Waduk Sermo, Puncak Suroloyo, Pantai Congot, Gua Kiskendo, dan Pantai Trisik.
"Pelaksanaan kegiatan kesenian tradisional pelaksanaannya pada Jumat (8/7) dan Sabtu (9/7). Kesenian tradisional seperti jatilan, dangdut dan pentas angguk," kata Krissutanto.
Ia mengimbau pengunjung yang akan menikmati suasana Pantai Glagah hingga Congot yakni kemacetan lalu lintas di pos retribusi sebelah timur dan lampu lalu lintas Glagah, dan tikungan monumen bahari.
"Kemudian, pengunjung dilarang mandi dilaut dengan memperhatikan secara seksama imbauan larangan petugas," kata dia.
Krissutanto mengatakan melalui persiapan menyambut lebaran dan pasca lebaran, baik kesiapan sarana dan prasarana, pelayanan akomodasi, warung makan, perahu wisata, desa wisata, dan suguhan atraksi dapat memberikan kepuasan pengunjung.
Ia juga mengimbau kepada pelaku wisata memberikan keamanan dan kenyamanan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan dan kepuasan pelanggan.
"Semakin melestarikan, semakin mensejahterakan. Mari jadikan pariwisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar objek wisata," kata dia.
Kepala Seksi Objek Wisata dan Sarana Pariwisata Disparpora Kulon Progo Kuat Tri Utama mengatakan Disparpora telah memasang rambu-rambu peringatan di setiap objek wisata air dalam rangka mengantisipasi kecelakaan saat libur Lebaran 2016.
"Pemasangan spanduk ini dan kerja sama dgn SAR Pantai Glagah, relawan tagana, Polsek Temon dan Polairud Glagah yang akan memantau selama lebaran akan dapat dicegah terjadinya kecelakaan laut," kata Kuat.
Ia mengatakan wisatawan dari daerah Wonosobo, Muntilan, Magelang atau daerah sekitar Karesidenan Kedu yang tidak ada pantainya, biasanya tidak menyadari gelombang ombak laut dan adanya palung-palung laut pantai selatan yang sangat berbahaya.
"Untuk mecegah bahaya jatuh korban akibat laka laut terseret ombak pantai selatan yang beberala waktu lalu terjadi air pasang laut dan gelombang ombak cukup tinggi atau tenggelam di waduk, maka dipasanglah rambu-rambu peringatan," kata dia.
KR-STR
Berita Lainnya
Lomba permainan "letup meriam" lestarikan budaya tradisional
Rabu, 3 April 2024 2:43 Wib
Unej melestarikan kesenian tradisional musik patrol agar tak punah
Minggu, 31 Maret 2024 14:20 Wib
LSM MCC lestarikan lingkungan via edukasi kesenian
Senin, 18 Maret 2024 5:06 Wib
Rejo Semut Ireng gelar Festival Kesenian Prabowo-Gibran di Gunungkidul
Jumat, 2 Februari 2024 23:01 Wib
Ribuan warga saksikan Festival Kesenian
Minggu, 28 Januari 2024 23:37 Wib
"Sambang Seni Semarang" raih apresiasi penonton
Kamis, 7 Desember 2023 8:41 Wib
JICON 2023 angkat "Sphere"
Rabu, 15 November 2023 6:47 Wib
Kesenian wayang di Indonesia tak bakal ketinggalan zaman
Kamis, 26 Oktober 2023 7:17 Wib