Pokdarwis "Lava Bantal" keluhkan limbah bulu ayam

id lava bantal

Pokdarwis "Lava Bantal" keluhkan limbah bulu ayam

Lava Bantal Berbah Sleman. (Foto : tamasyasaujana.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Kelompok Sadar Wisata Lava Bantal di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan limbah bulu ayam yang menimbulkan bau tidak sedap sehingga membuat tidak nyaman wisatawan yang berkunjung.

"Lokasi limbah bulu ayam dari rumah pemotongan tidak terlalu jauh dengan lokasi wisata Lava Bantal. Pagi setelah dari tempat pemotongan ayam, bulu dijemur di utara Lava Bantal," kata anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lava Bantal Eni Dwi Astuti, Rabu.

Menurut dia, pada siang hari bau tidak sedap tersebut sedikit samar karena kondisi angin yang cukup kencang.

"Hal itu sudah lama sebenarnya. Sejak Lava Bantal dibuka sebagai destinasi wisata," katanya.

Hal sama dikatakan Purnomo, anggota Pokdarwis lainnya, upaya yang dilakukan sudah sampai ke kelurahan. Tapi tetap saja tidak ada tanggapan.

"Kami juga mencoba ke pemiliknya, sampai ke kelurahan juga sudah kami sampaikan keluhannya ini," katanya.

Ia mengatakan penjemuran limbah bulu ayam itu baru bisa berhenti ketika ada pejabat tinggi yang datang berkunjung ke Lava Bantal. Setelah selesai, kemudian diulangi kembali.

"Selesai ada acara kunjungan pejabat gitu, diulangi lagi. Padahal, objek wisata belum lama dikembangkan ini, baru mulai ramai pengunjungnya," katanya.

Purnomo mengatakan jumlah kunjungan di saat libur lebaran setiap harinya bisa tembus lebih dari dua ribu orang.

"Dari pendapatan parkirnya, sehari lebih dari Rp1 juta. Hasil yang didapatkan dari parkir, selain untuk para juru parkir juga masuk ke kas desa. Juga untuk biaya kebersihan objek wisata," katanya.

Objek wisata Lava Bantal yang berada di Kecamatan Berbah, merupakan wisata alam. Tempat ini yang berada di aliran Sungai Opak ini menyajikan destinasi berupa bebatuan lava yang telah berumur puluhan juta tahun.

Dosen Jurusan Geologi Universita Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Bambang Prastistho, menyatakan bahwa keberadaan lava bantal di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimwa Yogyakarta merupakan bukti sejarah terbentuknya Pulau Jawa.

"Lava bantal tersebut merupakan bukti sejarah pembentukan Pulau Jawa, ini untuk pemebelajaran secara terus-menerus," kata Bambang di Sleman, Senin.

Menurut dia, situs lava bantal tersebut terungkap merupakan erupsi sekitar 30 juta tahun silam.

"Tidak mudah menentukan tahunnya meletus, perlu sample (batu) yang masih segar. Kami bisa perkirakan itu sekitar 30 juta tahun yang lalu," katanya.

Ia mengatakan, lava bantal Berbah tersebut lebih tua dibandingkan gunungapi purba lain yang masih berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Langgeran, di Kabupaten Gunungkidul.

"Tidak ada hubungannya dengan Gunung Merapi. Lava bantal berada di dasar samudera, yang memang dulunya itu lautan. Merapi itu masa kini. Setelah lava bantal, kemudian muncul Gunung Semilir, baru Gunung Api Purba Langgeran. Jadi Langgeran itu lebih muda jauh dari lava bantal," katanya.

Batu-batu yang mirip dengan bantal yang berada di tepi aliran sungai tersebut merupakan bekas muntahan gunungapi yang dahulunya berada di dasar lautan. Lava Bantal juga telah ditetapkan sebagai Geoheritage oleh Pusat Volcanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).***1***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024