BPTP Yogyakarta kembangkan sistem pertanian basah kering

id pertanian basah kering

BPTP Yogyakarta kembangkan sistem pertanian basah kering

Petugas BPTP Yogyakarta sedang memasang pipa dalam pengembangan teknologi pertanian sistem pengairan basah kering di Berbah Sleman. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman, (Antara Jogja) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta mengembangkan sistem pertanian pengairan basah kering dan mesin tanam guna meningkatkan jumlah produksi padi.

"Dibandingkan dengan pertanian cara konvensional atau tradisional, teknologi pertanian pengairan basah kering ini mampu meningkatkan produksi padi. Bila dengan cara konvensional produksi padi berkisar 5,3 ton per hektare, maka dengan teknologi ini bisa mencapai 6,5 ton per hektare," kata staf peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta Arlyna Budi di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, inovasi bidang pertanian yang dikembangkan BPTP Yogyakarta ini dilakukan di lahan pertanian di kawasan Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.

"Pengembangan teknologi dilakukan untuk meningkatkan produksi padi yang berbasis pada konsep pengelolaan tanaman terpadu," katanya.

Ia mengatakan BPTP Yogyakarta sengaja melibatkan masyarakat petani di wilayah setempat untuk menerapkan sistem pertanian basah kering ini.

"Model pertanian pengairan basah kering ini, sawah tidak perlu digenangi secara terus menerus, namun membutuhkan waktu untuk dikeringkan," katanya.

Arlyna mengatakan dalam teknologi pertanian basah kering ini, petani cukup melihat tinggi air di sawah dengan menggunakan pipa yang diukur setiap harinya.

"Apabila air sudah berada pada level tertentu di bawah tanah, maka sawah baru perlu untuk dialiri air," katanya.

Ia mengatakan, BPTP Yogyakarta juga mengaplikasikan mesin tanam padi bernama Jarwo Transplanter, dengan teknologi ini mampu menghemat waktu dan mengatasi masalah kekurangan tenaga tanam yang sering dikeluhkan petani.

"Selain di wilayah Kecamatan Berbah, inovasi pertanian ini juga telah diterapkan di wilayah Kecamatan Prambanan," katanya.***3***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024