BPMPKB Gunung Kidul sosialisasi antikekerasan terhadap anak

id kekerasan anak

BPMPKB Gunung Kidul sosialisasi antikekerasan terhadap anak

stop kekerasan terhadap anak (antarasulut.com)

Gunung Kidul (Antara) - Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan sosialisasi antikekerasan untuk mencegah kasus kekerasan anak karena setiap tahun angka kekerasan masih terbilang tinggi.

Kepala BPMPKB Gunung Kidul Sudjoko di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan pihaknya terus melakukan upaya menekan kasus perempuan dan anak di Kabupaten Gunung Kidul.

"Kami prihatin dengan masih banyaknya kasus kekerasan anak dan perempuan di Gunung Kidul," kata Sudjoko.

Ia mengatakan pada 2016, kasus kekerasan mencapai 14 kasus. Dari 14 kasus tersebut, 13 kasus di antaranya kasus kekerasan seksual. Pada 2015 , ada 18 kasus dengan kekerasan seksual mencapai 13 kasus dan kekerasan fisik sebanyak lima kasus.

Selanjutnya, pada 2014, ada 22 kasus dengan 18 kasus kekerasan seksual, kekerasan fisik dan psikis masing-masing dua kasus.

"Kami tidak hanya sendiri namun juga bekerjjasam dengan instansi lain, seperti ?Unit Perlindungan Perempuan dan Anak milik Polres Gunung Kidul atau menjalin komunikasi dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat," katanya.

Sudjoko mengungkapkan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak terbuka bagi siapa saja untuk berkonsultasi, ataupun melaporkan kasus kekerasan perempuan dan anak. Nantinya akan ada pendampingan bagi korban.

"Kami terus melalakukan sosialisasi kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak BPMPKB Gunung Kidul Sri Mulat Widiyati mengatakan ada berbagai faktor penyebab kekerasan anak. Di antaranya mulai dari perkembangan teknologi, dan kurangnya pengawasan orang tua.

"Untuk pencegahan diperlukan usaha bersama, agar kekerasan anak bisa diminimalkan," katanya.

Menurut dia, meningkatnya kasus ini karena masyarakat sudah mulai berani untuk melaporkan kasus kekerasan yang menimpa, karena gencarnya sosialisasi. Sosialisasi selain pencegahan, juga keberanian masyarakat untuk melaporkan kasus ini.

(KR-STR)