Luas tanam bawang Bantul diprediksi 400 hektare

id Tanaman bawang merah

Luas tanam bawang Bantul diprediksi 400 hektare

Terserang ulat Murjio (73) petani bawang merah sedang memanen bawang di sawah milikinya yang berada di Desa Srigading, Sanden, Bantul, Yogakarta, Jumat (11/9). Puluhan hektar tanaman bawang di Desa tersebut terserang hama "ulat dan blorok" akibatnya

Bantul (Antara Jogja) - Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksikan luas tanam bawang merah di daerah itu pada musim tanam kedua yang dimulai pada pertengahan Juli mencapai 400 hektare.

"Luas tanam bawang merah pada MT (musim tanam) pertama kemarin sekitar 200 hektare, untuk MT dua ini luasannya bisa dua kali lipat dari MT pertama, perkiraan saya luas bawang merah mencapai 400 hektare," kata Ketua KTNA Bantul, Suroto di Bantul, Rabu.

Menurut dia, musim tanam bawang merah di Bantul berlangsung dua kali, pertama mulai tanam pada Maret dan April, namun pada 2016 ada kemunduran tanam menjadi Mei, mundurnya jadwal tanam pertama membuat jadwal tanam kedua baru terlaksana pertengahan Juli.

Ia mengatakan, kondisi tersebut diakibatkan karena cuaca pada MT pertama tidak menentu dan cuacanya susah diprediksi, meski kenyataannya hasil panen bawang merah pada musim tanam pertama diklaimnya cukup memuaskan.

Suroto mengatakan, hasil panen bawang merah pada MT pertama cukup bagus, terlebih harga bawang merah di pasaran saat itu tergolong tinggi, yakni berada dalam kisaran Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram.

"Untuk musim tanam dua ini, target produksi bawang bisa menyentuh angka 15 sampai 17 ton per hektare, terkait harga harapannya bisa seperti kemarin berkisar Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kg," katanya.

Sementara itu, Suroto mengatakan, terkait dengan cuaca yang terjadi saat ini, yaitu kemarau basah atau kemarau yang masih turun hujan, menurutunya petani tidak mengkhawatirkan bisa mempengaruhi hasil panen tanaman hortikultura tersebut.

"Cuaca dengan kondisi sekarang ini (kemarau basah) tidak masalah, malah sepertinya mendukung pertumbuhan bawang merah, sehingga tetap bisa panen," katanya.

Ia mengatakan sejak beberapa hari pascatanam bawang merah, bibit bawang merah yang ditanam petani tumbuh subur, termasuk beberapa ratus meter persegi lahan bawang merah yang digarap petani pedukuhan Soge Desa Srigading ini.

"Kalau hasil panen tidak, tetapi apakah akibat kemarau basah bisa berimbas saat proses pembuahan kami belum tahu. Yang pasti, kalau kemarau basah, imbas yang terasa yaitu umur masa tanamnya lebih lama," katanya.

Sementara itu, kata dia, berbagai jenis bibit bawang merah yang sering digunakan petani Bantul yakni jenis Tiron, Crok Kuning, Biru Lancur, Tajuk. Namun dari berbagai jenis bibit itu, bibit Tiron yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrim dan serangan hama.

(KR-HRI)