Sleman (Antara Jogja) - Anomali cuaca berupa kemarau basah yang terjadi saat ini justru dirasa menguntungkan petani tadah hujan di wilayah Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Masih adanya hujan turun pada musim kemarau ini justru menguntungkan bagi kami, karena hujan membuat tanaman seperti kacang tanah, ketela, hingga jagung tumbuh subur, tanpa kekurangan pasokan air," kata petani tadah hujan di Desa Bokoharjo, Prambanan, Maredi, di Sleman, Rabu.
Dia mengatakan selain mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah dan ladang, saluran irigasi juga tersedia, meskipun alirannya hanya kecil.
"Namun untuk menanam padi pantang dilakukan petani, khususnya tadah hujan saat musim kemarau," katanya.
Ia mengatakan pasokan air irigasi sawah tadah hujan hanya mengandalkan luberan air hujan yang menuju area persawahan.
"Kalau tanam padi engak berani, tanam padi hanya saat musim hujan. Dalam satu tahun maksimal dua kali tanam padi. Beda kalau sawah yang mendapat pasokan air berlimpah di pingir sungai," katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Edy Sri Harmanta mengatakan kemarau basah yang terjadi saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pertanian di Sleman.
"Petani harus pandai menentukan jenis tanaman, kalau kemarau basah seperti ini kurang cocok untuk tanaman palawija maupun tembakau," katanya.
Staf Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta Indah Retno Wulan mengatakan hujan pada musim kemarau saat ini diprediksi akan berlangsung hingga akhir musim kemarau.
Artinya, katanya, selama dua bulan ke depan masih ada intensitas hujan ringan di wilayah itu.
"Untuk wilayah Indonesia tengah, seperti DIY, tidak ada ancaman terhadap anomali La Nina karena suhu cukup hangat," katanya.
Menurut dia, intensitas La Nina berkekuatan lemah, sehingga tidak ada ancaman yang cukup berarti.
Meski demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada saat turun hujan.
"Waspada itu penting, saat hujan deras sebaiknya berteduh di rumah, jangan di bawah pohon, misal ada petir ya sebaiknya matikan sambungan listrik ke elektronik," katanya.
V001
Berita Lainnya
BRIN: Punya akurasi tinggi, penginderaan jauh
Jumat, 29 Maret 2024 11:23 Wib
Jateng data lahan pertanian terkena banjir
Kamis, 21 Maret 2024 7:40 Wib
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Anggota TNI bantu perairan sawah di Pulau Jawa, perintah KSAD
Selasa, 12 Maret 2024 6:09 Wib
Irigasi jebol akibat hanjir, 100 hektare sawah gagal tanam
Kamis, 18 Januari 2024 5:02 Wib
Petani di Kulon Progo diimbau mempercepat olah lahan sawah
Kamis, 7 Desember 2023 16:05 Wib
Pemkab Kulon Progo mencetak sawah baru 50 ha per tahun
Selasa, 5 Desember 2023 18:05 Wib
BRIN: Pemilihan varietas padi pengaruhi emisi metana
Sabtu, 11 November 2023 7:00 Wib