Pemkab minta petani bawang antisipasi penurunan produksi

id bawang

Pemkab minta petani bawang antisipasi penurunan produksi

Ilustrasi. (Foto ANTARA/Deni Priyatin/ags/15)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meminta para petani bawang merah mengantisipasi penurunan produksi panen pada saat musim tidak menentu sekarang ini.

"Musim yang susah diprediksi saat ini perlu ada antisipasi, kalau petani bawang merah, tanggul bidak tanamnya harus tinggi, biar kalau airnya banyak tidak sampai ke tanaman," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Kamis.

Dengan demikian, kata dia, ketika tanaman pangan hortikultura memasuki tahap permbuahan, pertumbuhan tidak terganggu sehingga hasil panen tetap maksimal serta tidak mengalami penurunan.

Menurut dia, musim yang tidak menentu kadang turun hujan di saat musim kemarau atau kemarau basah ini sangat berpengaruh pada bidang pertanian, sehingga petani diimbau memilih tanaman yang pas, tentunya disertai dengan antisipasinya.

Ia mengatakan anjuran tanggul bidak tanaman bawang merah agar tinggi tidak berlaku untuk semua jenis tanah, sebab pada lahan persawahan yang berpasir, maka bidak tanamannya tidak perlu tinggi, karena airnya mudah meresap ke tanah.

"Kalau tanggul bidak tanaman yang tinggi, antisipasinya kalau pagi ya disiram, agar jamurnya hilang," katanya.

Menurut dia, musim tanam bawang merah di Bantul berlangsung dua kali, musim tanam pertama pada Maret-April, tapi untuk 2016 mengalami kemunduran atau mulai tanam pada Mei karena cuaca yang tidak menentu.

Mundurnya jadwal tanam bawang merah pada MT pertama mengakibatkan MT kedua bawang merah mengalami kemunduran, dari yang seharusnya Juni menjadi pertengahan Juli, sehingga sampai sekarang kondisi tanaman sudah berumur rata-rata 10 hari.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul, Suroto memprediksikan luas tanam bawang merah di Bantul pada MT kedua seluas 400 hektare atau bertambah dibanding MT pertama yang sekitar 200 hektare.

Suroto mengatakan hasil panen bawang merah pada MT pertama cukup bagus dan harga bawang merah di pasaran saat itu tergolong tinggi, yakni berada dalam kisaran Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram.

"Untuk musim tanam dua ini, target produksi bawang bisa menyentuh angka 15 sampai 17 ton per hektare, terkait harga harapannya bisa seperti kemarin berkisar Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kg," katanya.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024