Pemerintah targetkan kunjungan Borobudhur 5 juta wisatawan

id Pemerintah targetkan kunjungan Borobudhur 5 juta wisatawan

Pemerintah targetkan kunjungan Borobudhur 5 juta wisatawan

Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Foto antarafoto.com) (antarafoto.com)

Kulon Progo, (Antara Jogja) - Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya menargetkan kunjungan wisatawan objek wisata Candi Borobudhur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mencapai 5 juta orang dalam satu tahun.

Dengan demikian dampak dari kunjungan wisata itu mampu menggerakan perekonomian masyarakat di kawasan tersebut, kata Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rahmat Hidayat di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan Badan Otorita Pariwisata Borobudur perlu mengubah pola pengembangan pariwisata Borobudur dari pendekatan "heritage tourism" menjadi "religious tourism" sehingga jumlah turis yang datang ke Borobudur lebih banyak dan waktu berkunjung turis dapat lebih lama yaitu 3-5 hari.

"Untuk mencapai tujuan dalam pengembangan pariwisata Borobodur perlu ada kepemilikan yang terpusat dan terintegrasi serta manajemen yang terpadu dengan melibatkan pemerintahdaerah, BUMN, rakyat, dan pihak swasta sehingga ada rasa memiliki," kata Rahmat Hidayat.

Saat ini, menurut dia, jumlah wisatawan relatif kecil yakni 300 ribu orang per tahun dan waktu kunjungan wisatawan ke Borobudur kurang dari satu hari. Di Angkor Wat di Kamboja dapat menarik kunjungan wisatawan yang lebih besar yaitu 7,5 juta orang per tahun karena pendekatan "religious tourism".

"Pemerintah perlu berupaya agar pemeluk agama Budha yang berjumlah 600 juta orang dapat mengunjungi Borobudur," kata Rahmat.

Namun demikian, Rahmat mengatakan pengembangan pariwisata Borobudur dengan pendekatan tourism religious perlu mengubah tata ruang, suasana, dan atmosfer di kawasan Borobudur menjadi lebih sakral, sehingga ada waktu bagi para pengunjung Borobudur untuk melakukan ritual agama.

Kemudian, merealokasi dan memperbaharui penduduk ke Bukit Menoreh dengan memberikan tanah dua kali lebih luas dari tanah yang dimiliki oleh penduduk saat ini. Pemerintah telah menyiapkan lahan seluas 500 hektare di kaki Bukit Menoreh dalam rangka pengembangan pariwisata Borobudur. Kontur wilayah Bukit Menoreh yang berbukit dapat memperindah kawasan destinasi wisata Borobudur.

"Manajemen pengembangan pariwisata Borobudur adalah "one location, one management", agar pengelolaanya dapat terintegrasi dan solid dengan visi dan target-target yang dapat dimonitor. Selain itu, keberadaan pemerintah daerah, BUMN, dan swasta dalam pengelolaan pariwisata Borobudur perlu dilebur dan ada valuasi terhadap semua aset yang ada, sehingga kepemilikan bisa terpadu dan dikelola oleh tenaga profesional dengan target kualitatif dan kuantitatif," kata dia.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sudah menyiapkan kawasan penyangga pengembangan pariwsata Borobudur di Bukit Menoreh yaitu seluas 253 hektare. Potensi wisata yang sudah ada di Kulon Progo adalah wisata religi di Sendangsono yang dikunjungi oleh pemeluk Katolik lokal dan macanegara dan ada komunitas Buddhis sebanyak 4000 orang yang berada di Sentra Gua Kiskendo, Bukit Menoreh.

Selain itu, kata Hasto, pemkab telah merintis pembuatan Kampoeng Nusantara Didik Nini Thowok supaya pengembangan pariwasata berbasis budaya berjalan seiring sejalan.

"Kami sudah memiliki proposal yang sudah jadi yakni pengembangan Kawasan Suroyolo dan Sendangsono," katanya.

(U.KR-STR)