USAID Prioritas latih pengawas sekolah jadi manajer

id USAID prioritas latih pengawas sekolah jadi manajer

USAID Prioritas latih pengawas sekolah jadi manajer

Spesialis pengembangan sekolah secara menyeluruh USAID Prioritas, Handoko Widagdo memberikan pengarahan program pelatihan. (Foto istimewa)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - USAID Prioritas melatih pengawas sekolah dan madrasah di Jawa Tengah untuk menjadi manajer di wilayahnya dan mengembangkan sekolah dalam satu kawasan.

"Selama ini tugas pokok dan fungsi pengawas sudah ideal tetapi pelatihan dan dukungan untuk pengawas sangat minim," kata Spesialis Pengembangan Sekolah Secara Menyeluruh USAID Prioritas Handoko Widagdo di Yogyakarta, Kamis.

Padahal, kata dia di sela pelatihan "Pengembangan Sekolah Secara Menyeluruh: Peran Kepala Sekolah dan Pengawas", tugas mereka strategis untuk mengembangkan sekolah dalam satu kawasan.

Menurut dia, melalui pelatihan tersebut seorang pengawas yang telah dilatih akan mampu untuk menjadi manajer yang bisa mengelola pengembangan sekolah di wilayahnya.

"Jadi, bukan hanya datang untuk mengambil data, sekadar memonitor kegiatan atau melakukan kegiatan berbentuk administratif. Namun, mereka juga mampu mengambil peran yang lebih strategis," katanya.

Ia mengatakan, sebagai manajer mereka bisa melihat dengan cepat kondisi sekolah, baik untuk hal-hal yang baik di sekolah itu maupun untuk hal-hal yang harus diperbaiki. Kemudian, mereka bisa dengan cepat dan kreatif membuat terobosan-terobosan.

"Mereka tidak sekadar memberikan nasihat atau menunggu proyek dari dinas untuk memperbaiki sekolahnya. Kami memberikan `tools` untuk dilatihkan," kata Handoko.

Dalam pelatihan 3 hari tersebut program terobosan yang dirancang dengan "tools" harus memiliki jangka waktu implementasi maksimal 3 bulan dan biasanya tidak terlalu memerlukan banyak biaya.

Misalnya, mengunjungi sekolah lain untuk saling "sharing" tentang keunggulan sekolah satu dengan sekolah lain atau menyambung komunikasi dengan universitas untuk penguatan tertentu yang menjadi kebutuhan dari sekolah.

Mereka juga melakukan riset dan praktik sehari di 4 SD dan 3 SMP di Yogyakarta, yakni SDN Golo, SDN Ngoto, SDN Giwangan, SDN Gedongkiwo, SMPN 1 Yogyakarta, SMPN 2 Depok, dan SMPN 3 Sewon.

"Hasil riset di sekolah tersebut menjadi bahan untuk menentukan langkah strategis pengembangan sekolah di daerah binaannya," kata Handoko.

Menurut dia, pelatihan dimulai dengan memberikan materi diagnosa sekolah pada tiga hal utama di sekolah yakni mutu pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca.

"Dengan alat yang praktis mereka kemudian mempraktikkannya di sekolah dengan diberikan kasus nyata di sekolah. Mereka melakukan pengamatan dan mengumpulkan fakta kemudian menganalisis fakta itu," katanya.

Koordinator Provinsi USAID Prioritas Jawa Tengah, Nurkolis mengatakan, setelah pelatihan mereka harus membuat perubahan sesuai rencana tindak lanjut yang dipantau oleh fasilitator USAID Prioritas.

Keberhasilan dalam penerapan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk melatih pengawas dan kepala sekolah di daerahnya.

"Setelah terbukti menerapkan, fasilitator itu akan kami fasilitasi untuk melatih pengawas dan kepala sekolah/madrasah daerah mitra dan daerah lain yang mengajukan pelatihan kepada USAID Prioritas, baik di Jawa Tengah maupun Yogyakarta," kata Nurkolis.

(U.B015)
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024