Petani tembakau Sleman diimbau tidak panen dini

id tembakau

Petani tembakau Sleman diimbau tidak panen dini

Ilustrasi petani tembakau (foto antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau petani tembakau di wilayah setempat tidak melakukan panen dini akibat terjadinya kemarau basah saat ini.

"Kami harapkan petani tidak melakukan panen dini terhadap tanaman tembakaunya, tetapi justru agar pemeliharaan ditingkatkan dan sesuai jadwal saat memetik daun yang sudah masak," kata Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto di Sleman, Jumat.

Menurut dia, peningkatan pemeliharaan tanaman tembakau pada musim kemarau basah ini dapat dilakukan dengan membuat tanggul yang lebih tinggi agar tidak tergenang air.

"Jika daun tembakau belum masak jangan dipetik dulu. Dalam memetik hasilnya, harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ada. Diurutkan dari daun yang paling bawah terlebih dahulu. Jangan dicampur," katanya.

Ia mengatakan meski curah hujan tinggi pada masa kemarau yang merupakan musim tembakau ini, petani tak terlalu merugi karena pabrik tetap membuka atau menerima hasil panenan tembakau.

"Kami kira belum tentu rugi. Secara umum, lahan tembakau di DIY dan Jawa Tengah ini kan menyusut. Pabrik juga terbuka untuk membeli hasil panen," katanya.

Rofiq mengatakan luas tanam lahan tembakau yang ada di Sleman, saat ini sekitar 1.250 hektare. Hanya sekitar 50 persen saja yang tetap nekad menanam tembakau pada kemarau basah ini.

"Ada 50 persen petani yang tetap menanam tembakau. Itu pilihan mereka. Istilahnya, kalau tidak tembakau, ya tidak. Sisanya berpindah menanam padi dan cabai," katanya.

Ia mengatakan sebelum terjadinya kemarau basah seperti ini, DPPK juga sudah mengingatkan petani agar beralih ke tanaman lain, karena risikonya cukup tinggi.

"Harapan petani pasti ada. Ternyata ini kemarau basah. Sudah kami sampaikan risikonya tinggi. Sebagian memang tak menanam," katanya.

Petani tembakau di Hargobinangun, Pakem Sleman Ngadiman (58) mengatakan lahannya yang seluas lebih dari dua ribu meter, memilih untuk ditanami cabai, jagung serta sayur-sayuran yang saat ini sudah hampir panen.

"Untuk tembakau saat seperti ini risiko memang tinggi karena tanaman tembakau membutuhkan panas yang cukup," katanya.
V001
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024