Disbudpar imbau Jip Wisata Merapi bersaing sehat

id Wisata merapi

Disbudpar imbau Jip Wisata Merapi bersaing sehat

Volcano Lava Jeep Tour Wisatawan menikmati Volcano Lava Jeep Tour di kawasan Lereng Gunung Merapi, Kaliadem, Cangkringan, sleman, Yogyakarta, Selasa (29/4). Untuk menikmati wisata tour dengan menyewa jeep, wisatawan dikenakan biaya Rp 250.000,00 untu

Sleman (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau setiap komunitas jip wisata Merapi bersaing dengan sehat dan mengutamakan kenyamanan wisatawan.

"Saat ini komunitas jip wisata di lereng Merapi memang tumbuh pesat, dan sudah terdapat banyak komunitas. Kami mengimbau masing-masing komunitas dapat bersaing dengan sehat," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Ayu Laksmidewi, Selasa.

Menurut dia, minat wisatawan untuk menggunakan jip wisata untuk menyusuri "volcano tour Merapi" memang cukup tinggi, terutama pada hari libur.
"Tingginya minat wisatawan ini membuat semakin banyak komunitas pelaku jip wisata di lereng Merapi," katanya.

Ia mengatakan pelaku jip wisata Merapi diharapkan tetap menonjolkan kebersamaan.

"Wisata `Lava Tour Merapi` ini sudah menjadi ikon wisata di Sleman sehingga pelayanan yang baik harus tetap diutamakan. Dengan mengedepankan keselamatan, kenyamanan, keramahan, dan kesan yang indah," katanya.

Ayu mengatakan pihaknya juga terus melakukan komunikasi dengan paguyuban jip wisata yang ada di Kaliurang Pakem maupun di Umbulharjo, Cangkringan.
"Komunikasi ini untuk memudahkan dalam memberikan imbauan. Sebagai sarana untuk menyampaikan masukan dan program wisata," katanya.

Pengelola dari Komunitas Jip MGM Adventure Robert Situmorang mengatakan saat ini yang terdaftar di paguyuban sewa jip di Cangkringan tercatat sebanyak 26 komunitas. Setiap tahun selalu bertambah karena minat berkunjung ke objek wisata ini juga meningkat.

"Sebanyak 26 komunitas itu, ada 526 jip yang resmi digunakan untuk `Lava Tour Merapi`. Semuanya tercatat di paguyuban induk," katanya.

Menurut dia, selama ini, meski saling bersaing antarkomunitas, namun tetap secara sehat serta berkoordinasi juga dalam menerima wisatawan.
"Tetap ada persaingan dalam mencari wisatawan, tapi secara sehat. Banyak-banyak mencari konsumen. Kalau koordinasi antarkomunitas juga hampir setiap minggu. Ketika sepi atau terlalu banyak yang antre kan bisa digunakan Jeep dari komunitas lain," katanya.

Ia mengatakan, dalam hal keamanan, para pelaku jip wisata ini juga sudah saling menyadari karena jika ada kerusakan dan dipaksa untuk mengangkut penumpang, biaya perbaikan bisa lebih tinggi.

"Tidak semata-mata memburu uang, tapi `safety` juga harus terpenuhi," katanya.

Ia mengatakan, dalam mengangkut penumpang pun, maksimal hanya diperbolehkan sebanyak empat orang. Mereka yang mengangkut juga harus ramah, serta memakai kelengkapan "safety" seperti helm. "Ada kerja sama juga dengan Jasa Raharja," katanya.

(U.V001)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024