Pemkab Gunung Kidul luncurkan batik amarylis

id pemkab gunung kidul

Pemkab Gunung Kidul luncurkan batik amarylis

Pemda Kabupaten Gunung Kidul (Istimewa)

Gunung Kidul (Antara) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan Batik Amarylis khas Patuk pada Festival Budaya dan Pameran Produk Unggulan Patuk.

Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan Batik Amarylis merupakan motif batik yang diambil dari bunga Amarylis yang menjadi ikon Kecamatan Patuk dan sempat heboh karena menjadi tempat berfoto yang paling diminati pada 2015.

"Batik Amarylis ini dapat segera dipatenkan menjadi motif batik khas Gunung Kidul, seperti tiga motif batik yang sudah dipatenkan, Walang Kencono Jati Sekar Jagat, dan Walang Sinanding," katanya.

Batik Amarylis terdiri atas dua macam, yaitu cap dan "printing", batik didesain oleh Hanafi Setyo Nugroho (21) dari Dusun Trosari, Desa Salam, Kecamatan Patuk, sedangkan yang "printing" digagas oleh Asmuni, Kepala Dusun Waduk, Desa Salam bertepatan dengan datangnya KKN dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) 2016 sekaligus sebagai motivator masyarakat dalam pembuatan Batik Amaryllis.

"Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul berkomitmen menjadikan Patuk sebagai pintu gerbang kawasan wisata Kabupaten Gunung Kidul," kata dia.

Menurut Badingah, pengembangan potensi lokal diperlukan sinergi atau kerja sama dengan pihak lain dalam mengembangkan destinasi wisata, produk kuliner, cenderamata, dan budayanya dengan berbagai elemen, seperti mahasiswa KKN UST saat ini.

Ada pula pameran produk unggulan khas Patuk yang baru, antara lain keripik sirih, abon bunga pisang, abon lele, dan produk olahan yang lainnya.

Pada kesempatan itu, luncurkan pula koreografi baru Wong Ireng. Koreografi itu dengan tarian bukan hanya tarian Wong Ireng, akan tetapi kolaborasi tarian petani, tarian raksasa, dan tarian persembahan.

Karya itu dengan harapan dapat menjadi ikon wisata baru di kawasan Kecamatan Patuk.

Rektor UST Pardimin mengatakan UST memperhatikan masalah pemberdayaan masyarakat, dengan program KKN dibuat dengan melihat potensi yang ada pada masyarakat.

"Kami berharap ilmu atau `skill` yang diberikan dalam program KKN dilaksanakan dan dikembangkan masyarakat secara berkelanjutan," kata dia.


(KR-STR)