Menristekdikti minta anak miskin tak berhenti bermimpi

id bidik misi

Menristekdikti minta anak miskin tak berhenti bermimpi

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (Foto ANTARA)

Bandar Lampung (Antara) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta agar anak-anak yang lahir dari keluarga kurang beruntung untuk tak berhenti bermimpi.

"Jangan pernah berhenti bermimpi, rancanglah masa depan dari sekarang, mimpi itu akan terwujud dengan kerja keras kita yang disertai dengan doa," ujar Nasir saat menyerahkan secara simbolis beasiswa Bidikmisi di Universitas Lampung, Kamis.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu mengatakan dirinya tak pernah terpikirkan menjadi rektor dan kemudian menteri.

Akan tetapi dengan kekuatan mimpi,  dia akhirnya bisa menjadi seorang menteri.

Meski demikian, dia mengakui akses ke pendidikan tinggi bagi sebagian banyak Indonesia memang masih dianggap sulit.

Oleh karena itu tugas Kemristekdikti untuk memangkas mata rantai tersebut sehingga anak-anak yang dibawah garis kemiskinan dapat berkuliah dengan baik.

"Salah satu solusinya adalah dengan memberikan beasiswa Bidikmisi," katanya.

Dia mengatakan tidak semua anak miskin itu bodoh, begitu juga tidak semua anak orang kaya itu pintar.

"Stigma itu tidak berlaku bagi mahasiswa Bidikmisi, karena saya temukan hampir di seluruh Indonesia, anak Bidikmisi itu Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya mayoritas sangat tinggi," ujarnya.

Pada pertemuan yang juga diliputi dialog dengan mahasiswa Bidikmisi dan Adik Unila tersebut Nasir menyerahkan secara simbolis beasiswa tersebut kepada 11 orang mahasiswa. Nasir juga memberikan komputer jinjing kepada mahasiswa Bidikmisi yng berprestasi.

Rektor Universitas Lampung, Hasriadi, mengatakan sekitar 0,5 persen mahasiswa Bidikmisi sekitar 4.

"Hal itu merupakan prestasi luar biasa bagi mahasiswa Bidikmisi yang ada di Unila. Selain itu menurutnya beberapa mahasiswa Bidikmisi juga berprestasi di bidang internasional dan ada mahasiswa Bidikmksi yang sudah diterima untuk melanjutkan ke S-2 melalui beasiswa LPDP," kata Hasriadi.

Sementara itu,  seorang mahasiswi Administrasi Bisnis FISIP Unila,  Jamingatun Hasanah,  mengatakan IPK-nya saat ini 3,95.

"Salah satu kunci kesuksesan meraih IPK tersebut adalah tidak pernah berhenti bermimpi.  Saya menulis 100 mimpi sejak masuk kuliah,  salah satunya adalah meraih IP tinggi," kata Hasanah. ***4***(I025)