BPBD Sleman rintis sekolah penyangga bencana

id erupsi merapi

BPBD Sleman rintis sekolah penyangga bencana

Gunung Merapi (Foto Antara/Sigit Kurniawan)

Sleman, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2016 merintis empat sekolah penyangga bencana di kawasan lereng Gunung Merapi.

"Pembentukan sekolah penyangga bencana ini diharapkan ketika nanti ada gejolak di Gunung Merapi dan memaksa warga mengungsi, maka kegiatan belajar mengajar para siswa tetap bisa berlangsung," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Sleman Heru Saptono, Jumat.

Menurut dia, ada empat rintisan sekolah penyangga bencana pada tahun ini. Sekolah penyangga bencana ini sekaligus dijadikan sebagai sekolah siaga bencana.

"Empat sekolah siaga bencana tersebut, antara lain, SMP Muhammadiyah Ngemplak, dan SMA Negeri 2 Ngaglik. Dua sisanya di Berbah serta Kalasan. Karena saat erupsi Merapi 2010 sebagian warga mengungsi di Kalasan dan Berbah, jadi kita rintis juga di sana, yaituu di SMP Negeri 1 Kalasan dan SMP Negeri 2 Berbah," katanya.

Heru mengatakan dengan adanya sekolah penyangga bencana ini, diharapkan nantinya kegiatan belajar mengajar bisa tetap dilakukan di tempat yang layak. Tidak seperti saat bencana erupsi Merapi 2010.

"Dulu di hunian sementara (huntara). Itu tidak efektif, 15 menit saja murid sudah ngantuk. Jadi nanti ketika di sekolah penyangga bencana, tinggal mengatur waktu belajar," katanya.

Ia mengatakan perintisan sekolah penyangga dan sekolah tanggap bencana ini dilandasi penandatanganan nota kesepahaman (MOU)antara sekolah yang ada potensi mengungsi ketika level Merapi naik dengan sekolah yang digunakan untuk mengungsi.

"Begitu juga desa penyangga bencana. Jadi siapa pun yang jadi kepala desa maupun kepala sekolah nantinya, tetap berpegang pada MOU itu," katanya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024