Kota Yogyakarta targetkan satu "e-warong" tiap kecamatan

id pemkot

Kota Yogyakarta targetkan satu "e-warong" tiap kecamatan

Pemkot Yogyakarta (Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta menargetkan setiap kecamatan setidaknya memiliki satu elektronik warung gotong royong yang dikelola kelompok usaha bersama program keluarga harapan.

"Sudah ada satu elektronik warung gotong royong (e-warong) di Bintaran Mergangsan dan pada tahap awal ini, harapannya setiap kecamatan memiliki setidaknya satu e-warong," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta Hadi Muchtar di Yogyakarta, Minggu.

Meskipun menargetkan satu kecamatan memiliki setidaknya satu e-warong, namun Hadi mengatakan, perlu dilakukan survei dan kajian yang lebih detail mengenai kebutuhan e-warong di wilayah karena fungsi warung tersebut akan terus dikembangkan.

Selain menjual bahan kebutuhan pokok untuk peserta program keluarga harapan (PKH), keberadaan e-warong tersebut juga akan dikembangkan sebagai tempat penyaluran program beras untuk keluarga miskin (raskin).

Berdasarkan kajian awal, setidaknya satu warung bisa melayani 300 peserta PKH di wilayah agar tetap bisa memperoleh keuntungan. "Namun, kami tetap berusaha agar setiap kecamatan memiliki e-warong agar lebih terjangkau," ucapnya.

Di Kota Yogyakarta, jumlah peserta program keluarga harapan tercatat sebanyak 3.302 peserta. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 16.031 kepala keluarga yang menjadi penerima manfaat program beras untuk masyarakat miskin.

Pada tahap awal, seluruh peserta program keluarga harapan di Kota Yogyakarta akan menerima kartu keluarga sejahtera (KKS). Kartu tersebut dapat difungsikan layaknya kartu tarik tunai di mesin ATM karena seluruh dana bantuan akan langsung masuk ke rekening setiap peserta.

Peserta dapat menggunakan dana bantuan yang diterima untuk berbelanja di e-warong atau menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan anak.

"Nantinya, bantuan untuk raskin juga akan dimasukkan melalui kartu ini. Namun, untuk tahun ini baru akan digunakan untuk bantuan program PKH terlebih dulu," tuturnya.

Hadi memperkirakan, pencairan raskin dengan memanfaatkan kartu keluarga sejahtera baru bisa direalisasikan pada 2017. "Hingga akhir tahun, penerimaan raskin masih akan diwujudkan dalam bentuk beras," ujarnya.

Sementara itu, jika ada peserta yang meninggal dunia, maka penggantian dilakukan berdasarkan musyawarah kelurahan. Hasilnya diajukan ke pemerintah pusat untuk disetujui dan ditetapkan sebagai penerima pengganti.

E013

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024