200 siswa SMA/SMK ikuti kemah budaya

id kemah budaya

200 siswa SMA/SMK ikuti kemah budaya

Ilustrasi kemah budaya (indonesia7.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Sebanyak 200 siswa SMA/SMK se Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta akan meramaikan kemah budaya selama tiga hari mulai 2 hingga 4 September 2016 di Desa Wisata Pulesari Wonokerto, Kecamatan Turi, Sleman.

"Kemah budaya kali ini mengambil tema `Dengan kemah budaya kita tingkatkan jati diri dan karakter generasi muda`," kata Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti, Senin.

Menurut dia, dalam acara kemah budaya ini 25 sekolah SMA/SMK masing-masing mengirimkan satu regu putra/putri dengan komposisi dua orang anggota ambalan dan enam orang nonambalan.

"Maksud dan tujuan diselenggarakannya kemah budaya tersebut adalah sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal dan nilai-nilai adiluhung yang terkandung didalamnya. Selain itu juga sebagai sarana untuk bersilaturahmi antar siswa antar sekolah untuk meminimalisir kekerasan atau friksi diantara siswa," katanya.

Iamengatakan, selama kegiatan tersebut juga diagendakan diskusi tentang pendidikan berbasis budaya dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Narkoba dan generasi muda dari BNNK, Budaya bersih dan lingkungan dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman.

"Selain itu juga diagendakan materi tentang bahasa dan pakaian Jawa dari TVRI Yogyakarta, Makna Hantaran oleh Prof Suwarno Pringgodigdo, Tradisi lokal masyarakat Pulesari oleh pengelola Desa Wisata Pulesari dan `Sustainable Tourism Development` oleh Dra Shavitri Nurmala Dewi, MA," katanya.

Endah mengatakan, tidak hanya ada diskusi, dalam acara kemah budaya tersebut juga dilengkapi dengan praktik pembuatan hantaran, penjor, dan sesorah Bahasa Jawa, sehingga para peserta kemah budaya dapat melihat bagaimana praktek dan proses pembuatannya secara langsung.

"Generasi muda merupakan tulang punggung bangsa, oleh karenanya masa depan bangsa dan negara sangat ditentukan oleh kualitas generasi muda. Terlebih lagi dengan adanya arus deras globalisasi dan kebebasan informasi dari berbagai negara asing serasa tidak dapat dibendung lagi. Oleh karenanya generasi mudalah yang harus memiliki filter yang kuat dan selektif terhadap berbagai pengaruh tersebut. Karena pengaruh tersebut akan mempengaruhi pembentukan karakter generasi muda itu sendiri," katanya.

Ia mengatakan, pengaruh positif sudah barang tentu dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa dan meningkatkan daya saing, akan tetapi pengaruh negatif musti dihindarkan. "Generasi muda tidak boleh terlena terhadap arus globalisasi yang sangat deras ini," katanya. ***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024