AS desak militer Indonesia untuk libatkan perempuan

id militer perempuan

AS desak militer Indonesia untuk libatkan perempuan

Prajurit wanita TNI yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda (Konga) TNI UNIFIl Lebanon mengikuti upacara pelepasan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. dok (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta (Antara) - Ibu dua anak yang kini menjabat sebagai kepala angkatan udara Amerika Serikat, Deborah Roche Lee James pada Senin, menemui sejumlah tokoh militer dan sipil Indonesia untuk mengkampanyekan pentingnya keterlibatan perempuan dalam segala bidang, termasuk angkatan bersenjata.

"Peran perempuan sangat penting bagi perdamaian dan keamanan, Oleh karena itulah angkatan udara Amerika Serikat menilai partisipasi penuh perempuan adalah bagian besar dalam strategi jangka panjang," kata James di depan sejumlah pejabat perempuan dari kepolisian, militer, dan aktivis sipil di Jakarta.

Deborah James mendorong kepolisian dan militer di Indonesia untuk bersama-sama mengadopsi sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB yang dikenal dengan nama "Women, Peace, and Security Agenda."
    Indonesia sebenarnya sudah mengadopsi sebagian dari agenda perempuan, perdamaian dan keamanan tersebut, di antaranya dengan mengirim 15 polisi perempuan untuk menjadi bagian dari misi penjaga perdamaian di sejumlah negara, kata Brigadir Jenderal Kepolisian Sri Sumiati yang juga turut menghadiri pertemuan dengan James.

Namun demikian, Sri mengakui bahwa keterlibatan perempuan dalam tubuh kepolisian Indonesia masih sangat rendah dengan kisaran lima persen dari seluruh personel.

Angka tersebut masih jauh di bawah angkatan udara Amerika Serikat yang kini sudah mencapai 20 persen atau sekitar 132.000 personel perempuan.

Tingginya angka keterlibatan perempuan dalam angkatan udara Amerika Serikat itu membutuhkan kebijakan yang tepat, implementasi yang konsisten, dan pendidikan berkelanjutan, ujar James.

"Dari sisi kebijakan, kami memperpanjang waktu cuti bagi ibu melahirkan dari enam menjadi 12 minggu. Kami juga memberikan hak yang sama bagi ayah," kata James.

Indonesia sudah sejak lama menerapkan aturan cuti 12 minggu (atau tiga bulan) bagi perempuan melahirkan, meskipun laki-laki tidak mendapat hak yang sama.

Selain itu, angkatan udara Amerika Serikat juga memberi fasilitas cuti di luar tanggungan selama tiga tahun penuh untuk mengurus keluarga, mendampingi anak atau keperluan lain, seperti melanjutkan pendidikan. Kebijakan ini ditujukan untuk membantu personil militer menyeimbangkan kehidupan profesional tentara dengan keluarga.

Setelah menjalani tiga tahun cuti di luar tanggungan tersebut, tentara yang bersangkutan diwajibkan untuk kembali mengabdi di angkatan udara.

Namun demikian, keterangan dari situs AirForceTimes menyebutkan bahwa angkatan udara Amerika Serikat, setiap tahunnya hanya mengizinkan maksimal 40 personel --dari total keseluruhan 660.000 atau kurang dari 0,01 persen-- untuk mengikuti program cuti tiga tahun tersebut. Pada tahun ini misalnya, hanya 32 orang yang memperoleh izin dari 46 pendaftar.

James sendiri berjanji akan meningkatkan angka maksimal tersebut, sambil mengakui bahwa posisi perempuan di Indonesia sudah cukup baik.

"Saya akui bahwa perempuan Indonesia sudah memperoleh jabatan yang paling tertinggi (presiden)," ucap James.

Secara umum, ketimpangan gender dalam partisipasi publik antara Amerika Serikat dan Indonesia tidak jauh berbeda. Perempuan di Indonesia masih memperoleh gaji 30 persen lebih rendah dari laki-laki sementara di Amerika Serikat, angka tersebut berada di kisaran 24 persen.
(G005)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024