Sapi pemakan sampah tidak dianjurkan untuk kurban

id sapi

Sapi pemakan sampah tidak dianjurkan untuk kurban

Sapi pemakan sampah (Foto Antara/doc)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak menganjurkan sapi pemakan sampah untuk dijadikan sebagai hewan kurban guna disembelih pada hari raya Idul Adha 1437 Hijriah.

"Kalau untuk antisipasinya, kami memang tidak menganjurkan sapi pemakan sampah, karena untuk hewan kurban kalau itu sapi ya makannya harus sehat," kata pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Pulung Haryadi di Bantul, Senin.

Menurut dia, kemungkinan adanya sapi pemakan sampah tersebut karena ternak itu sering digembalakan di tempat pembuangan akhir sampah Piyungan Bantul, sehingga memang hewan itu memakan sampah atau makanan sisa yang dibuang di lokasi tersebut.

Pihaknya sendiri memang tidak mempunyai kewenangan untuk melarang warga menggembalakan atau memberi makan ternak sapi di tempat pembuangan sampah, namun ia hanya mengimbau kepada para pedagang untuk tidak mengambil ternak dari lokasi tersebut.

"Kalau untuk individu kita tidak bisa mencegah, namun saya mengimbau pedagang agar tidak mengambil sapi di tempat seperti itu (tempat pembuangan sampah), namun mengambil sapi dari kandang-kandang peternakan," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat yang akan membeli hewan kurban diimbau lebih waspada dan berhati-hati terhadap sapi pemakan sampah, karena sampah yang dikonsumsi sapi sangat mungkin mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun).

"Kami imbau pedagang jual hewan kurban melihat asal usulnya daripada hanya kondisi hewannya. Karena kalau ketahuan dia (pedagang) mengambil dari tempat itu, pasti tidak laku. Kalau cari sapi yang makannya rumput," katanya.

Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Agus Rahmat Susanto mengatakan, sapi yang makan limbah non-organik seperti plastik atau sampah yang mengandung logam berat akan menghasilkan daging yang tidak sehat dan bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan manusia.

"Secara fisik memang sulit dibedakan antara ternak pemakan sampah dengan ternak yang sehat, hanya saja dari sisi harga mungkin ternak pemakan sampah itu lebih murah. Untuk sapi dari TPA (tempat pembuangan akhir) sampah tidak kita anjurkan," katanya.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024