BPBD-Batan akan gelar simulasi penanggulangan bencana nuklir

id batan

BPBD-Batan akan gelar simulasi penanggulangan bencana nuklir

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Batan, Susilo Widodo memberikan keterangan saat jumpa pers mengenai Penanganan Kedaruratan Pada Kejadian Bencana di Wilayah Nuklir Yogyakarta, Rabu.(Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakart (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Badan Tenaga Nulkir Nasional Yogyakarta akan menggelar gladi lapangan penanggulangan bencana akibat kegagalan teknologi nuklir.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno di Yogyakarta, Rabu, mengatakan kegiatan gladi lapangan penanggulangan bencana itu perlu dilakukan mengingat di DIY terdapat kawasan nuklir yang di dalamnya terdapat Instalasi Nuklir Batan yang terletak di Jalan Babarsari, Sleman.

"Meskipun sudah dirancang, dibangun, dioperasikan sesuai standar keselamatan baik nasional maupun internasional, namun tidak mungkin menihilkan risiko kecelakaan," kata dia.

Menurut Krido, penguatan ketangguhan dalam kedaruratan khususnya yang diakibatkan kegagalan teknologi sangat diperlukan mengingat bencana yang diakibatkan membutuhkan penanganan yang spesifik dan khusus.

Ia mengatakan gladi lapangan yang akan digelar pada 10 September itu akan melibatkan 500 personel dari berbagai instansi, mulai SKPD Kabupaten Sleman, Kodim, Polres Sleman, tokoh masyarakat, LSM, BPBD Sleman dan DIY, Korem 072 Pamungkas, BMKG, Polda DIY, Lanud Adisutjipto, pelaku usaha, serta kalangan perhotelan dan perguruan tinggi.

Kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perorangan maupun satuan tugas dalam menerapkan prosedur taktis dan teknis tanggap darurat bencana.

Sebagai rangkaian gladi itu, menurut dia, BPBD DIY lebih dulu menggelar kegiatan "Table Top Exercise" untuk mengumpulkan masukan dan menyusun materi pelatihan. Materi itu juga akan diujicobakan terlebih dahulu dalam "Command Post Exercise" (gladi posko) yang melibatkan pimpinan satuan tugas dalam operasi tanggap bencana darurat.

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Batan, Susilo Widodo mengatakan Kantor Pusat Sains dan Teknologi Batan di Yogyakarta memiliki reaktor nuklir "Kartini" dengan daya 100 kilowatt (kw). Reaktor yang telah beroperasi sejak 1979 itu hanya difungsikan untuk riset dan pendidikan.

"Daya yang dimiliki sangat kecil sekali yaitu 100 kw, jika sampai terjadi kegagalan maka rilis radioaktif hanya menjangkau 50 meter dari reaktor," kata dia.

Dari sisi ketangguhan bangunan, Reaktor Kartini dirancang tahan gempa dengan asumsi percepatan gempa mencapai 0,3 g (gravitasi). "Jadi apabila ada helikopter jatuh mengenai cungkup bangunan reaktor maka tidak akan ambrol," kata dia.

Ia mengklaim munculnya banyak bangunan perhotelan, permukiman, hingga perguruan tinggi di kawasan itu menandakan bahwa keberadaan reaktor itu aman dan tidak menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Kendati demikian, menurut dia, menyadari kemungkinan risiko kegagalan teknologi nuklir itu, Batan Yogyakarta juga telah menyusun Rencana Kontijensi Ancaman Bencana Kegagalan Teknologi Nuklir di kawasan nuklir Yogyakarta.

"Bahkan sebetulnya masalah tanggap darurat nuklir sudah kami implementasikan jauh sebelum BNPB berdiri pada 2008," kata dia.*
L007