BMKG imbau petani jeli menyikapi perubahan iklim -

id petani

BMKG imbau petani jeli menyikapi perubahan iklim -

ilustrasi (Foto ANTARA/Sidik)

Sleman (Antara Jogja) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta mengimbau petani lebih jeli dalam menyikapi perubahan iklim yang terjadi untuk menentukan awal masa tanam.

"Akibat pergeseran iklim, durasi waktu musim hujan maupun kemarau menjadi tidak menentu. Dulu petani kalau mau menanam, memakai `pranoto mongso` (patokan). Sekarang jelas sudah tidak akurat lagi. Jadi harus lebih jeli dalam menentukan masa tanam," kata prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa, Kamis.

Menurut dia, perubahan tersebut diakibatkan adanya pemanasan global yang menimbulkan gangguan cuaca, seperti El Nino dan La Nina yang saat ini sedang dirasakan di Indonesia, termasuk DIY.

"Para ahli sepakat, El Nino dan La Nina ini disebabkan karena pemanasan global," katanya.

Ia mengatakan dua anomali cuaca tersebut tidak hanya sekali dirasakan di Indonesia tapi sebelumnya juga pernah dialami pada 1997 dan 1998.

"Pada 1997 El Nino sangat kuat. Kemudian langsung dilanjut La Nina," katanya.

Sigit mengatakan ketika petani memakai "pranoto mongso" dalam menentukan masa awal musim tanam, bisa menimbulkan kebingungan.

"Risikonya bisa mengalami gagal panen, jika salah menentukan komoditi tanamannya," katanya.

Petani diimbau mencari informasi mengenai iklim baik ke dinas pertanian di wilayahnya masing-masing, atau bisa juga menanyakan ke BMKG.

"Kami juga ada kerja sama dengan Dinas Pertanian dalam menyampaikan perubahan iklim. Selain itu juga setahun dua kali menggelar sekolah lapangan iklim," katanya.

Sekolah iklim biasanya mengundang para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian untuk melakukan sosialisasi

"Setelah mengikutinya, petugas itu kemudian menginformasikan kepada para petani," katanya. 
V001
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024