Perhotelan DIY akan bidik "MICE" swasta

id hotel

Perhotelan DIY akan bidik "MICE" swasta

Ilustrasi, salah satu hotel di Yogyakarta (Foto ANTARA)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan membidik program "Meeting, Incentive, Converence, and Exhibition" atau MICE dari pasar swasta setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan memutuskan memangkas anggaran transfer ke daerah.

"Sudah pasti pemotongan anggaran itu akan berdampak pada penurunan MICE pemerintah, sehingga kami akan beralih menyasar pasar swasta," kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Herman Tony di Yogyakarta, Selasa.

Herman mengatakan, selama ini kegiatan MICE dari kalangan pemerintah daerah hingga kementerian menjadi andalan perhotelan di DIY untuk mendongkrak okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel. "MICE memiliki kontribusi hingga 20 persen terhadap okupansi.Khususnya bagi hotel-hotel baru yang mengutamakan pembuatan ruang-ruang pertemuan," kata dia.

Menurut dia, bagi pengusaha hotel, saat ini masih tergolong masa sepi pengunjung (low season). Kondisi itu, ia perkirakan masih akan terjadi hingga Oktober mendatang.

Selain disebabkan belum adanya musim liburan baik di Indonesia maupun mancanegara, rendahnya tingkat hunian hotel, menurut dia, juga dipengaruhi oleh semakin menjamurnya pembangunan hotel baru di kota gudeg itu.

Ia menyebutkan tingkat hunian rata-rata hotel bintang di DIY masih mencapai 40-50 persen, sementara hotel melati atau nonbintang mencapai 20 persen.

Meski demikian, ia juga kembali mengingatkan pengusaha perhotelan agar menghindari perang tarif dengan memasang tarif secara proporsional untuk meningkatkan tingkat hunian.

"Kami berharap untuk menjaga tingkat hunian dapat dilakukan dengan program-program yang kreatif," kata dia.

General manajer Hotel Ruba Graha Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono juga telah memperkirakan dampak pemangkasan anggaran pemerintah terhadap penurunan kegiatan MICE dan okupansi hotelnya. Apalagi, menurut dia, pada masa "low season" ini rata-rata okupansi kamar Hotel Ruba masih mencapai 20 persen.

Oleh sebab itu, ia juga sependapat bahwa program MICE dari kalangan swasta merupakan prioritas utama untuk mendongkrak tingkat hunian. "MICE dari kalangan swasta juga tidak kalah dengan pemerintah. Itu yang harus kami bidik saat ini," kata Deddy.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyebutkan pemangkasan dana transfer ke daerah dan Dana Desa dalam APBNP 2016 meningkat menjadi Rp72,95 triliun dari rencana pemangkasan sebelumnya Rp68,8 triliun. Pemangkasan tansfer ke daerah sendiri terdiri dari Dana Transfer Umum sebesar Rp40,35 triliun dan Dana Transfer Khusus Rp29,78 triliun. ***3***

(L007)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024